TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Umum Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie alias Ical mengkhawatirkan akan lahir partai "sempalan" setelah Musyawarah Nasional IX Golkar yang rencananya digelar Januari 2015. "Kami harus berani membangun tradisi demokrasi yang fair dan sportif," kata Ical dalam forum Rapat Pimpinan Nasional Golkar di Hotel Melia Purosani, Yogyakarta, Selasa, 18 November 2014. (Baca: Peneliti: Obyektif Saja, Ical Tak Punya Prestasi)
Ical mengakui bahwa kedewasaan berdemokrasi kader Golkar belum sepenuhnya terbentuk. Sebab, calon yang kalah bertarung dalam munas kemudian membentuk partai baru. Ini ditandai oleh terpecahnya kekuatan Golkar setelah munas yang digelar sejak era reformasi. Pada 1998, dua partai politik baru terbentuk pasca-munas, yakni Partai Karya Peduli Bangsa dan Partai Keadilan dan Persatuan--kini menjadi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. (Baca: Sarwono Sindir Ical Soal Kantor DPP Golkar)
Pasca-Munas Golkar 2004, ujar ia, dari rahim Golkar lahir dua partai politik, yakni Partai Gerakan Indonesia Raya yang dibentuk Prabowo Subianto dan Partai Hati Nurani Rakyat bentukan Wiranto. Prabowo dan Wiranto sempat bertarung dalam konvensi calon presiden dari Golkar pada 2004.
Adapun pasca-Munas Golkar 2009 terbentuk organisasi massa Nasional Demokrat, yang kini menjelma menjadi Partai NasDem. Partai ini dibentuk oleh politikus Golkar, Surya Paloh, yang kalah bertarung melawan Ical dalam Munas Golkar di Riau. "Akibat gerakan eksodus kader yang kalah dalam munas dengan mendirikan partai politik," katanya.
Karena itu, tutur Ical, Munas IX harus dimaknai sebagai konsolidasi memantapkan kekuatan partai dan mendorong persaingan antarkader secara fair dalam pencalonan sebagai ketua umum. "Sekaligus mencegah eksodus kader partai," katanya.
Menurut Ical, rapimnas ini harus mengkaji dan menyikapi tantangan internal tentang persaingan faksional antarkader dalam memperebutkan kepemimpinan di Golkar sepanjang era reformasi. Perebutan dalam kepemimpinan, ujar ia, sebenarnya cukup baik, asal diselenggarakan dengan sehat dan sesuai aturan main.
Sebagai Ketua Umum Golkar, ia berjanji proses pergantian kepemimpinan dalam munas nanti akan diselenggarakan sesuai dengan aturan main. "Sehingga tak ada lagi partai baru pasca-munas dan justru menjadikan Golkar semakin kuat," kata politikus yang akan maju lagi dalam perebutan posisi orang nomor satu di partai beringin itu.
ANANG ZAKARIA
Terpopuler
Organda Naikkan Tarif Angkutan 30 Persen Besok
Kaesang Jokowi Pun Ingin ke Taman Jomblo
Baru Kembali Latihan, Sturridge Cedera Lagi
Pidato Jokowi di APEC Dilagukan, I'am Happy