TEMPO.CO, Nusa Dua - Para pimpinan Universitas Terbuka alias Open University dari 43 di Asia, Australia, Eropa, dan Amerika kini bertemu di Nusa Dua, Bali, dalam serangkaian kegiatan tahunan The Presiden Summit on Open Education. Konferensi ini akan merumuskan strategi yang tepat dalam memajukan model pendidikan.
"Pada forum ini, peserta bisa berbagi pengalaman dan melakukan pertukaran pengetahuan sesuai dengan kondisi negara masing-masing," kata Rektor Universitas Terbuka Tian Belawati yang menjadi ketua panitia, seusai acara pembukaan, Rabu, 19 November 2014.
Menurut dia, memang tidak akan ada standar yang sama antarsetiap negara karena kondisinya yang berbeda-beda. Meski umumnya disukai oleh kalangan pekerja di Kanada, misalnya, UT merupakan jenis pendidikan tingggi yang menjangkau kalangan miskin dalam komunitas-komunitas kecil. Adapun di Afrika Selatan, alumnus UT lebih disukai karena lebih mandiri dalam bekerja sebagai kelanjutan dari kemandirian mereka saat belajar.
Dia mengharapkan peserta akan menyatukan pandangan mengenai berbagai masalah global yang dihadapi model pendidikan semacam ini. "Kami juga mencari pola kerja sama di antara lembaga pendidikan, sehingga dapat menjadi pendidikan yang berkelanjutan," ujarnya.
Sementara itu, Alan Tait dari The Open University United Kingdom menyatakan prinsip pembelajaran melalui UT masih akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi. Sebagai model UT yang tertua di dunia, pihaknya telah mengembangkan pengajaran melalui radio, televisi, dan Internet.
Keberadaan pengajaran seperti ini memberi akses pendidikan yang lebih luas kepada para pekerja hingga ibu rumah tangga. Secara kelembagaan, hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi untuk tetap menjaga kualitas dalam kondisi yang lebih rumit daripada memberi pelajaran kepada para mahasiswa secara umum.
Sementara itu, Direktur Kelembagaan dan Kemahasiswaan Dirjen Pendidikan Tinggi Illa Saila menyatakan saat ini sedang dilakukan penataan kembali di Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset. "Kami berharap tidak akan perubahan mendasar di mana UT menjadi unggulan dalam meningkatkan akses masyarakat ke pendidikan tinggi," ujarnya.
Pemerintah sebelumnya juga telah menegaskan bahwa UT merupakan satu-satunya universitas yang mendapat izin untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi jarak jauh. "Kalau ada pihak lain yang mengajukan, akan ditolak," katanya. Jumlah mahasiswa UT di Indonesia mencapai 500 ribu yang tersebar di seluruh Indonesia. Kualitas alumnusnya tak kalah kompeten dengan lulusan mahasiswa pada umumnya serta tersebar dalam berbagai profesi dan pekerjaan.
ROFIQI HASAN
Berita Lain
BEM Indonesia Akan Turunkan Jokowi
Ceu Popong Ajukan Pertanyaan 'Bodoh' di Paripurna
Subsidi BBM ke Sektor Produktif, Ekonom UGM: Bohong
Ibas Bandingkan Kenaikan BBM Era SBY dan Jokowi