TEMPO.CO , Jakarta - Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, mengatakan ada lima bauran kebijakan dari bank sentral untuk merespons reformasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang ditempuh pemerintah. Salah satunya dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, dari 7,5 menjadi 7,75 persen. (Baca: Harga BBM Melambung, BI Rate Naik Jadi 7,75 Persen).
Selain mengubah suku bunga, Agus mengatakan, lembaganya berupaya memperluas sumber-sumber pendanaan bagi perbankan sekaligus mendukung pendalaman pasar keuangan. "Serta mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif yang prioritas," kata Agus di kantornya, Selasa, 18 November 2014.
Kebijakan makroprudensial untuk memperluas sumber pendanaan dilakukan dengan cara memasukkan surat berharga yang diterbitkan bank dalam perhitungan Loan to Deposit Ratio serta insentif memberi untuk mendorong penyaluran kredit mikro dan menengah. (Baca: Begini, Alasan Harga BBM Dinaikkan pada November).
Kebijakan ketiga, kata Agus, adalah memperkuat sistem pembayaran untuk mendukung penyaluran program bantuan dari pemerintah. Nantinya, bantuan untuk masyarakat disalurkan melalui uang elektronik dan layanan keuangan digital.
Kebijakan keempat adalah melanjutkan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai kondisi fundamentalnya. Agus mengatakan reformasi subsidi BBM dapat memperkuat kepercayaan pasar dan memperbaiki transaksi berjalan serta kurs rupiah. Kebijakan kelima adalah memperkuat koordinasi bersama pemerintah untuk meminimalkan potensi tekanan inflasi, dari sisi kenaikan tarif angkutan dan harga pangan.
MAYA NAWANGWULAN
Berita Terpopuler
Jokowi: Harga BBM Naik Rp 2.000 Per Liter
Harga Premium Kini Rp 8.500, Solar Rp 7.500
Beda Jokowi dan SBY dalam Umumkan Kenaikan BBM