TEMPO.CO , Jakarta- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia menguat tajam, merespons realisasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Investor yang yakin pada prospek jangka panjang IHSG beramai-ramai mengakumulasi kepemilikan saham. (Baca: Harga BBM Naik, Indeks Saham Masih Cerah).
Pada penutupan perdagangan Selasa, 18 November 2014, IHSG naik 48,53 poin (0,96 persen) pada level 5.102. Menurut kepala riset PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, laju IHSG ditopang sentimen kenaikan harga BBM. Investor yakin dengan skenario kompensasi dan pengalihan subsidi yang disiapkan oleh pemerintah Joko Widodo. “Penguatan IHSG juga didorong optimisme investor atas kesiapan pengalihan subsidi yang dipandang lebih siap,” kata dia.
Meski demikian, Purwoko meragukan tren penguatan IHSG akan konsisten berlangsung dalam jangka pendek. Dia beralasan, secara historis, laju indeks biasanya cenderung menyesuaikan teknis terlebih dahulu sebelum menguat secara signfikan dalam waktu yang lama. “Jika mengacu pada fakta historis, potensi koreksi jangka pendek memang besar,” tuturnya. (Baca juga: IHSG Dipicu Jokowi, Dihadang Isu BBM).
Purwoko menyarankan, agar investor berhati-hati berdagang, terutama pada sektor saham konstruksi, seperti ADHI dan WIKA. Harga sebagian saham konstruksi yang sudah terlampau mahal membuat sektor tersebut cukup rentan dilanda aksi jual.
IHSG diprediksi cenderung tertekan pada hari ini dan bergerak dalam rentang level 5.070 – 5.125. Laju bursa saham regional yang belum kondusif, kata Purwoko, semestinya menambah kehati-hatian investor dalam berdagang saham.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Jokowi: Harga BBM Naik Rp 2.000 Per Liter
Harga Premium Kini Rp 8.500, Solar Rp 7.500
Beda Jokowi dan SBY dalam Umumkan Kenaikan BBM