TEMPO.CO, Jakarta - Yayuk Basuki adalah petenis putri Indonesia tersukses sejauh ini. Hanya dia yang mampu menembus 20 besar peringkat dunia tenis tunggal putri. Di Asian Games, dia juga beberapa kali membuat lagu Indonesia Raya dikumandangkan.
Setelah pensiun sebagai atlet, Yayuk tetap berkiprah di dunia tenis. Selain menjadi pelatih, dia mendirikan Yayuk Basuki Tennis Academy. “Dua puluh enam tahun saya mengabdi kepada negara ini melalui tenis,” kata dia. “Sekarang saya memasuki fase pengabdian yang baru.”
Yayuk kini menjadi anggota DPR RI. Dia ditugaskan menjadi anggota Komisi Olahraga dan Pendidikan. Ditemui di ruangannya di gedung Dewan, Selasa, 17 November 2014, Yayuk bercerita kepada Tempo soal apa yang akan ia perjuangkan di Senayan.
Apa misi Anda sebagai anggota Dewan?
Saya gerah. Kok olahraga belum bisa dihargai di Indonesia. Banyak kawan-kawan mantan atlet yang merasa dikesampingkan setelah mereka tidak lagi menjadi atlet. Mereka sudah menjadi pahlawan di olahraga, tapi sepertinya perhatian pemerintah tidak ada.
Pengalaman saya sendiri juga seperti itu. Saya sudah 26 tahun mengabdi pada bangsa ini. Dari pemain, menjadi pelaith, kemudian bermain lagi, hingga akhirnya saya memutuskan melatih di Hong Kong pada 2012.
Lalu, setelah sekitar setahun melatih di sana, saya kembali ke Indonesia. Teman-teman lagi-lagi mengeluh soal kondisi olahraga kita. Mereka kemudian mendorong untuk saya mencoba terjun ke dunia politik. Kebetulan saat itu ada pendaftaran calon legislator. Itu sekitar akhir 2012. Saya berpikir, selama ini saya cuap-cuap di koran, di majalah, tidak pernah didengar. Mungkin ini saatnya.
Saya akhirnya memberanikan diri. Saya ingin terjun ke politik karena saya ingin masuk ke dalam sistem ini. Dengan terjun ke sistem ini, saya bisa berjuang dari sisi legislasi. Saya ingin ada sistem penghargaan berupa rencana pensiun buat mantan atlet yang prestasinya memang bagus.
Ketika seseorang memutuskan menjadi atlet, banyak sekali yang dikorbankan. Kehidupan kami akan berbeda. Ketika remaja-remaja lain sedang bersenang-senang, kami berlatih. Jadi, atlet itu pahlawan dalam bidang olahraga. Mereka pula yang bisa mengibarkan bendera Indonesia dan membuat lagu kebangsaan berkumandang di negeri lain. Mereka layak diperjuangkan untuk mendapatkan jaminan hari tua. Mereka sudah memberikan waktu sepanjang hidupnya.
Ada berapa, sih, juara Olimpiade kita? Tidak banyak, kan? Asian Games juga. Itu yang perlu kita hargai. Mereka layak mendapatkan jaminan, tentunya sesuai dengan kemampuan negara.
Selanjutnya: Murid sekolah tak peduli dengan pelajaran olahraga