TEMPO.CO, Arlington - Tim peneliti psikologi dari University of Texas berhasil menemukan kaitan antara keahlian musik dan memori otak. Penelitian itu menjadi yang pertama mengungkapkan hubungan tersebut.
Heekyeong Park, asisten profesor psikologi, dan mahasiswa pascasarjana James Schaeffer menggunakan electroencephalography (EEG) untuk memindai otak musikus. Teknologi ini dapat mengukur aktivitas listrik neuron pada otak 14 musikus dan membandingkannya dengan 15 orang yang bukan musikus.
“Ada perbedaan pengolahan respons di lobus frontal dan parietal,” kata Park, seperti dikutip dari Sciencedaily, Kamis, 20 November 2014. Lobus parietal merupakan bagian otak yang berada persis di belakang otak besar. Bagian ini sangat penting untuk pengolahan persepsi, perhatian, dan ingatan.
Park mengatakan lobus frontal milik musikus dapat bekerja 300-500 milidetik lebih cepat dari non-musikus. Sedangkan lobus pariental musikus bekerja 400-800 milidetik lebih cepat.
Menurut keduanya, orang yang berlatih musik terbiasa untuk memproses bahan linguistik selama sepersekian detik lebih cepat dari orang yang tak berlatih musik. Temuan ini diungkap saat otak para peserta penelitian dipindai menggunakan alat-alat seperti functional magnetic resonance imaging (fMRI) dan functional near-infrared spectroscopy (fNIRS).
Sambil dipindai, para peserta diperlihatkan kartu bergambar dan diperdengarkan suara. Untuk musikus yang rata-rata sudah mengenal musik selama 15 tahun, tak sulit mengingat keduanya sekaligus. “Mereka unggul dalam sistem memori otak,” ujar Park.
Musikus, kata Park, juga tampak lebih kuat mengingat kartu bergambar. Menurut dia, musikus diuntungkan dengan pengalaman mereka membaca tangga nada musik.
Para peneliti neurologi berharap temuan ini segera dikembangkan. James Grover, rekan Park di perguruan tinggi yang tak termasuk ke dalam tim, mengatakan penelitian ini merupakan yang pertama ada. Menurut dia, informasi ini dapat digunakan lebih jauh untuk mengembangkan pelatihan seni musik.
Saat ini Park dan Schaeffer sedang bersiap untuk memaparkan temuan mereka pada pertemuan International Society for Neuroscience, yang akan diadakan di Washington DC. Simak berita tekno lainnya di sini.
SCIENCEDAILY | AMRI MAHBUB
Berita lain
Telkomsel Fokus Garap Layanan Machine to Machine
Empat Produk Solusi ala Huawei di ICT Carnival
Waspada, Ini 9 Modus Penipuan di Internet
Unik, Makam Kuno di Cina Berlukiskan Mural
Viber Luncurkan Fitur Public Chats