TEMPO.CO, Bandung - Pasar Indonesia dinilai cukup menjanjikan bagi produk telepon seluler buatan lokal. Citra buruk ponsel bikinan lokal bisa disiasati produsen dengan tidak mencantumkan merek. "Komponen dan spesifikasi pada ponsel Android umumnya sama, kita bisa membuatnya," kata ketua tim pembuat ponsel berteknologi 4G dari Institut Teknologi Bandung, Adi Indrayanto, Kamis, 20 November 2014.
Menurut Adi, produksi ponsel harus dilihat dari hilir, yaitu pasar, hingga hulu atau pembuatnya. Menurut data Badan Pusat Statistik, bobot ponsel yang diimpor Indonesia pada 2013 mencapai 16.470 ton atau berjumlah sekitar 50 juta. "Nilainya Rp 33,4 triliun," ujarnya. (Baca: Keren, ITB Sukses Bikin Ponsel Lokal Teknologi 4G)
Negara asal impor ponsel itu di antaranya Cina, Vietnam, Meksiko, Taiwan, dan Korea Selatan. Menurut Adi, negara-negara tersebut hanya merakit komponen dan mencantumkan negara mereka sebagai pembuat. "Komponennya tetap dari mana-mana, termasuk ponsel buatan Cina," katanya.
Adi menyatakan saat ini pembuatan komponen ponsel dan perakitan ponsel bisa digarap pabrik di Pulau Batam yang sudah beroperasi selama 22 tahun. Yang masih minim sekarang, kata Adi, yakni design house. "Perusahaan ini yang merancang ponsel, termasuk menggarap perangkat lunaknya," katanya. (Lihat: Ponsel Transparan Bukan Lagi Khayalan)
Karena insentif pemerintah belum nyata bagi industri ponsel lokal, Adi dan timnya di ITB menggaet perusahaan design house milik orang Indonesia yang berbasis di Cina. Sekarang ponsel produksi mereka, yang bersistem teknologi 4G, telah laku dijual di dalam negeri.
ANWAR SISWADI
Berita Lain:
Ruhut: Lawan Jokowi, DPR Gantung Diri
Cerita Tes Keperawanan yang Bikin Polwan Pingsan
Amien, Mantan Petinggi KPK, Pimpin SKK Migas