TEMPO.CO, Batam - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Sutarman mengatakan polisi dan TNI membentuk tim investigas untuk mengetahui pemicu bentrokan antara anggota TNI dan Brimob di Tembesi, Batam, Kepulauan Riau. Seorang anggota Batalion Infanteri 134, Prajurit Kepala J.K. Marpaung, 33 tahun, tewas tertembak di dada.
"Akan diselidiki siapa penembaknya, karena dilihat dari proyektil peluru yang bersarang di dalam itu telah lebur," kata Sutarman seusai pertemuan dengan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo di Batam, Kamis, 20 November 2014. (Baca: Bentrok TNI Vs Polri, Warga Jadi Tameng)
Dia menduga peluru yang digunakan penembak adalah peluru khusus. Menurut Sutarman, polisi hanya memiliki peluru karet di markas Brimob, sehingga tak mungkin peluru itu hancur. Meski demikian, ujar dia, jika ada anggotanya terlibat, yang besangkutan akan diberi sanksi keras. "Akan dipecat kalau terbukti bersalah, supaya tidak terulang lagi," tutur Sutarman.
Adapun Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku akan segera mendisiplinkan anggotanya. Dia berujar, pasca-penyerangan Mako Brimob Polda Kepulauan Riau di Tembesi itu, tiga senapan belum kembali. Dia menyebut ada sekitar 30 prajurit yang terlibat dalam serangan pertama. Sedangkan pada serangan kedua, ada sekitar 150 personel. "Kami masih mengusutnya," katanya.
Gatot menuturkan, ke depan, pihaknya akan lebih selektif dalam perekrutan anggota baru. Salah satunya, memperketat seleksi dalam psikologis calon. "Muara semuanya, saya yang bertanggung jawab atas kejadian ini," ujar Gatoto saat jumpa pers di Polda Kepulauan Riau.
Dia juga akan melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab bentrok dan penembakan Mako Brimob. "Yang melanggar pasti akan kena sangsi tegas. Kami tidak ingin TNI AD tercoreng oleh ulah anggotanya sendiri," katanya, seperti dikutip dari Antara. (Baca: Batam Mencekam Pascabentrok Bentrok TNI-Polri)
Menurut Gatot, senjata yang dibekalkan kepada anggota TNI sesungguhnya bukan untuk menembak petugas lain, tapi untuk mempertahankan negara dari serangan musuh. "Kalian (prajurit TNI AD) dilengkapi dengan senjata untuk musuh negara, bukan untuk siapa-siapa," tuturnya.
Saat ini, ujar dia, semua senjata anggota Batalion Infanteri 134 sudah ditarik dan diamankan. Pengamanan di Markas Yonif 134 Tuah Sakti dilakukan oleh POM dan satuan lain di luar Yonif 134. "Semalam (Kamis dinihari), semua sudah dikumpulkan. Ada tiga senjata yang belum dikembalikan ke markas, tapi pagi tadi semua sudah lengkap. Kami tegaskan, jika tidak dikembalikan, dianggap pencurian senjata," katanya.
Pada Rabu malam lalu, sekitar 30 anggota TNI AD Yonif 134/Tuah Sakti menyerang Mako Brimob Polda Kepri. Sejak sore hari hingga malam, terjadi penembakan di Mako Brimob. Saat kejadian, Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo beserta sejumlah staf dan empat jurnalis terjebak di dalam hingga akhirnya berhasil dievakuasi sekitar pukul 22.30 WIB.
RUMBADI DALLE
Terpopuler:
Ruhut: Lawan Jokowi, DPR Gantung Diri
Harga BBM Naik, Ini Skenario Nasib Jokowi
Besok, Seribu Mahasiswa Kepung Istana
JE Sahetapy: Piring Kabinet SBY Bau Amis