TEMPO.CO, Tangerang - Dinas Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Tangerang memetakan 72 kelurahan dari 22 kecamatan di Tangerang yang rawan banjir. Banjir biasanya disebabkan oleh meluapnya sungai yang melintas di wilayah tersebut.
"Ada 72 kelurahan dengan 75 titik banjir," ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Tangerang Teteng Jumara kepada Tempo, Kamis, 20 November 2014.
Teteng mengatakan ketinggian genangan bervariasi, dari 50 sentimeter hingga 2 meter. "Banjir tahun lalu, ada beberapa kelurahan di Tigaraksa yang terisolasi karena ketinggian air mencapai 2 meter," kata Teteng. (baca: Banjir Tangerang Rendam 10 Ribu Rumah)
Menurut Teteng, titik banjir terparah berada di Kecamatan Kresek, Pasar Kemis, Tigaraksa, Balaraja, Pakuaji, Cikupa, dan Gunung Kaler. "Penyebab utama banjir karena meluapnya sungai dan kali," ujarnya. (baca: Sejumlah Titik Banjir di Tangerang)
Menghadapi ancaman banjir tahun ini, Teteng mengklaim, pihaknya sudah lebih siap dan waspada. "Karena ini sudah seperti agenda tahunan, kami sudah menyiapkan segala sesuatunya," katanya. Salah satunya dengan membentuk Satuan Tugas Siaga Banjir yang terdiri atas 700 relawan.
Para relawan ini dilatih untuk terjun langsung ke lokasi banjir guna membantu evakuasi dan menyalurkan bantuan. Selain itu, Teteng melanjutkan, dinasnya juga melakukan sosialisasi dan peningkatan kesiapsiagaan terhadap petugas serta warga yang tinggal di daerah rawan banjir. "Kami juga telah menyiapkan buffer stok, seperti mi instan, beras, air mineral, juga melakukan pemetaan potensi banjir," kata Teteng.
Banjir tahun lalu cukup parah merendam permukiman, sampai-sampai memaksa ratusan warga mengungsi. Intensitas hujan yang cukup tinggi membuat air terus meninggi hingga berhari-hari, sehingga Pemerintah Kabupaten Tangerang memperpanjang masa darurat bencana banjir menjadi satu pekan.
JONIANSYAH