TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pakan ternak PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mendapatkan fasilitas kredit sebesar US$ 400 juta dari sindikasi 15 lembaga keuangan. Rencananya, fasilitas tersebut akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan pada semua lini bisnis.
Sekretaris PT CPIN Hadijanto Kartika mengatakan fasilitas yang diterima berjenis unsecured basic atau tak ada aset perusahaan yang dijaminkan. "Ini diberikan dalam dua tahap. Pertama, pinjaman berjangka lima tahun sebesar US$ 75 juta dan Rp 2,4 triliun," ujar Hadijanto di Jakarta, Kamis, 20 November 2014. Tahap kedua, kredit bergulir lima tahun sebesar US$ 125 juta dan Rp 1,5 triliun.
Menurut Hadijanto, denominasi fasilitas dalam mata uang dolar Amerika Serikat dan rupiah dilakukan untuk menjaga komposisi portofolio utang perusahaan. Campuran komposisi mata uang tersebut akan membantu mengurangi biaya bunga serta melindungi dari fluktuasi nilai rupiah.
Hadijanto mengklaim perusahaan saat ini menguasi pangsa pasar pakan ternak dalam negeri sebesar 36 persen, day old chick (DOC) 35 persen, serta 66 persen pada lini bisnis ayam olahan.
Pinjaman ini sendiri, tutur Hadijanto, merupakan yang keempat setelah krisis keuangan Asia pada 1997. Sebelumnya, CPIN sudah memperoleh fasilitas kredit sebesar US$ 125 juta pada 2007, US$ 250 juta pada 2011, serta US$ 500 juta pada 2013.
Dalam pinjaman kali ini, lembaga keuangan yang bertindak sebagai koordinator tunggal untuk transaksi adalah Citi. Sedangkan ANZ, BCA, CIMB Niaga, DBS, Mandiri, serta SMBC bertindak sebagai mandated lead arranger and bookrunners. "Anggota sindikasi lain terdiri atas kombinasi institusi keuangan lokal dan asing," kata Hadijanto.
FAIZ NASHRILLAH
Terpopuler
Ruhut: Lawan Jokowi, DPR Gantung Diri
Cerita Tes Keperawanan yang Bikin Polwan Pingsan
Harga BBM Naik, Ini Skenario Nasib Jokowi
Kronologi Baku Tembak TNI Vs Polri di Batam
Bentrok TNI Vs Polri, Satu Tentara Dibawa ke UGD