Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kebayaku, Koleksi Kebaya Pakem Ala Mien Uno

Editor

Subkhan tnr

image-gnews
Mien Uno. DOK/TEMPO/Panca Syurkani
Mien Uno. DOK/TEMPO/Panca Syurkani
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta—Pendiri Lembaga Pendidikan Duta Bangsa Rachmini Rachman Uno atau yang lebih dikenal dengan Mien R. Uno ternyata gemar mengoleksi kebaya. Mien sering sekali memakai kebaya dalam berbagai kesempatan. Mulai acara ulang tahun, pernikahan hingga acara di luar negeri Mien selalu tampil dengan kebaya. Kemarin, ibu dari pengusaha Sandiaga Uno ini meluncurkan buku bertajuk "Kebayaku" yang merangkum sejarah singkat kebaya serta resep berkebaya ala pakar etiket Indonesia itu. (Baca: Veronica Pakai Kebaya Khusus Buat Pelantikan Ahok)

“Saya terkenang sekali ibu saya dulu. Beliau sangat senang memadukan kebaya bahkan tidur pun dia punya kebaya khusus,” kata Mien kepada Tempo, Rabu, 19 November 2014. Mien pun akhirnya pada waktu kecil punya kesempatan untuk mengenakan kebaya dan berlanjut hingga menjadi mahasiswa.

Mien sudah tidak bisa menghitung berapa banyak kebaya yang kini dimilikinya. “Namun tidak semuanya merupakan karya perancang,” kata dia. Istri dari Henk Uno ini mengatakan lebih nyaman dengan kebaya yang sesuai dengan pakem.

Maksudnya kebaya yang sesuai pakem adalah kebaya yang tidak terlampau ramai dan berlebihan seperti kostum karnaval. “Kebaya yang baik itu tidak serta merta menunjukkan seluruh bagian tubuh yang dimiliki. Seharusnya tidak seperti itu,” kata Mien. (Baca: Kupu-kupu di Tangan Marga Alam)

Itu sebabnya dia lebih menyukai kebaya yang sedapat mungkin tidak mengekspos banyak bagian tubuh. Punya potongan yang sederhana, tanpa modifikasi yang dirasa tidak diperlukan, serta, “Not overdoing,” ujar Mien. Maksudnya, kebaya yang ramai, tidak perlu dipadukan dengan aksesoris yang terlampau heboh. “Sehingga bingung melihat dimana titik berat penampilan kita,” kata dia.

Baca Juga:

SUBKHAN

Berita Terkait:

Dituding Plagiat, Ini Kata Priyo Oktaviano
Desainer Priyo Oktaviano Dituding Menjiplak
Tragedi Ksatria Mode 
Mamita, Kisah Cinta Sang Matador Spanyol 
Keindahan Penari Bedoyo di Mata Oscar Lawalata

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terpopuler:

Tenaga Kesehatan di Inggris Akan Dilarang Merokok
40 Persen Penduduk Tak Punya Akses Sanitasi Layak
Pekerja Shift Malam Lebih Cepat Gemuk
Tip Agar Dengkul Tak Nyeri Setelah Lari

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Memotret Gaya Sosialita di Fashion Show Kebaya

9 Desember 2016

Mien Uno memamerkan kebaya dan kain yang terinspirasi  dari pakaian adat Gorontalo, Madupingu di acara fashion show Perhimpunan Kebayaku di Jakarta, 7 Desember 2016. TEMPO/Nia Pratiwi
Memotret Gaya Sosialita di Fashion Show Kebaya

Kelompok Perhimpunan Kebayaku memamerkan koleksi kebaya masing-masing di acara Pesona Kebaya.