Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perwira Wanita Korut Ungkap Pelariannya  

image-gnews
Lee  Sun-sil, 47 tahun, menunjukkan foto dirinya saat bekerja sebagai perwira militer Korea Utara dengan pangkat terakhir letnan. Ia melarikan diri ke Korea Utara melalui Mongolia dan tiba di Korea Selatan tahun 2007. Lee Sun-sil bertemu 19 jurnalis dari 19 negara  yang difasilitasi Arirang TV di Seoul, Korea Selatan, 17 November 2014. (Maria Hasugian)
Lee Sun-sil, 47 tahun, menunjukkan foto dirinya saat bekerja sebagai perwira militer Korea Utara dengan pangkat terakhir letnan. Ia melarikan diri ke Korea Utara melalui Mongolia dan tiba di Korea Selatan tahun 2007. Lee Sun-sil bertemu 19 jurnalis dari 19 negara yang difasilitasi Arirang TV di Seoul, Korea Selatan, 17 November 2014. (Maria Hasugian)
Iklan

TEMPO.CO, Seoul - Perawakan Lee Sun-sil  tegap, tinggi badannya sekitar 170 sentimeter, memiliki sepasang mata yang tajam, serta bahu yang lebar dan berotot. Penampilan fisik perempuan usia 47 tahun ini seolah menjelaskan dirinya bukan warga jelata Korea Utara yang mengais makanan di jalanan, kelaparan, dan menderita kekurangan gizi yang akut.

Lee Sun-sil tersenyum lebar seolah membaca pikiran 19 jurnalis dari 19 negara yang mewawancarainya di kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Korea Selatan, Seoul, Korea Selatan, Selasa, 17 November 2014.  “Saya dulu 11 tahun bertugas di satu batalion militer Korea Utara,” kata Lee dalam bahasa Korea memulai testimoninya. (Baca:Korut Buka Pintu untuk Penyelidik HAM PBB )

Lee menjelaskan pelarian dirinya dalam acara Arirang TV bertajuk "Invitational Program for International Journalist 2014". Bertemu dengan para pelarian asal Korea Utara adalah satu dari sejumlah kegiatan yang diikuti para jurnalis internasional dari tanggal 15 – 22 November 2014. 

Di Korea Utara, Lee menuturkan, militer menempati kelas sosial tertinggi, memenuhi kebutuhan militer adalah yang pertama dan utama. Ini peraturan yang diberlakukan oleh penguasa Korea Utara sejak dulu. Sehingga jarang sekali terdengar prajurit militer Korea Utara menderita kelaparan atau melarikan diri dari negara itu. Cerita pelarian Lee Sun-sil menggoyang semboyan militer adalah satu dan loyal sepenuhnya kepada negara dan pemerintah Korea Utara.  (Baca:Korut Akui Miliki Penjara 'Labour Camps')

Lee adalah perwira angkatan bersenjata Korea Utara berpangkat letnan. Sebelum melarikan diri, ia bekerja di satu batalion. Ia kemudian dipecat oleh atasannya, namun Ia tidak menjelaskan alasan pemecatan tersebut. Setelah itu, hidupnya berubah drastis. Ia dan keluarganya mulai merasakan kelaparan setiap hari. Berat tubuhnya menurun drastis, giginya pun rusak, dan  kekurangan gizi akut.

Beratnya hidup memicu keberaniannya untuk lari keluar dari negaranya. Selama 10 kali mencoba lari selama itu pula ia tertangkap dan mengalami penyiksaan berat. Barulah pada tahun 2007 ia berhasil lolos masuk ke Korea Selatan melalui Mongolia. Ia diselamatkan tentara Mongolia saat berjuang hidup di tengah gurun pasir selama 6 hari.  “Sudah tujuh tahun saya tinggal di Korea (Korea Selatan),” ujar ibu satu anak ini.(Baca:Dua Warga Korut Berenang Melintasi Perbatasan)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia harus membayar mahal untuk pelariannya itu. Ia terpaksa kehilangan anak perempuannya berusia 2 tahun yang ia bawa saat melarikan diri. Ia menyaksikan anaknya dijual seharga US$ 2.000 saat ia tiba di Cina. Dirinya sendiri sempat dijual seharga US$ 5.000 dalam pelariannya di Cina. Ia tertangkap, disiksa, dan kemudian nekad melarikan diri lagi melalui Mongolia. “Saya terus mencari anak saya sampai sekarang. Ia tidak mengenal saya karena waktu itu dia masih bayi,“ ujarnya.

Suaminya, perwira rendah di angkatan bersenjata Korea Utara dipecat dari kesatuan militer dan dikirim ke kamp kerja paksa sebagai balasan atas pelarian Lee. Keluarga lainnya pun bernasib sama buruknya sebagai hukuman atas aksi nekad perwira militer itu.

Aksi pelarian Lee menambah panjang jumlah pelarian Korea Utara ke Korea Selatan. Dua negara bersaudara yang dipisahkan setelah Perang Korea pada tahun 1950-an itu, memang kontras berbeda. Mereka sekarang menikmati hidup sebagai orang bebas di Kore Selatan.  Kini, sekitar 27 ribu pelarian dari Korea Utara tinggal di Korea Selatan.

Lee berharap sekitar 27 ribu pelarian dari Korea Utara menjadi sumber kekuatan untuk mengakhiri kekejaman rezim Korea Utara satu saat nanti. “Impian saya 27 ribu pelarian satu suara tentang pelanggaran hak asasi manusia di Korea Utara. Kami pun bisa menjadi orang merdeka,” ujarnya bersemangat.
MARIA RITA (Seoul)
Baca juga: 
Perusahaan RI Ini Pasok Kertas Uang Luar Negeri
BBM Naik, Jokowi Langgar UU APBN 2014
Menteri Susi Nge-fans dengan Perempuan Ini
Pindad Rambah Produksi Kembang Api

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Google Chrome. (google.com)
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.


Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.


Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri pertemuan majelis politik Komite Sentral Partai Buruh Korea, di Korea Utara, dalam foto yang dirilis pada 14 Agustus 2020. Dalam pertemuan tersebut, Kim mengatakan bahwa akan menutup perbatasannya dan menolak bantuan dari luar negeri karena telah melakukan kampanye anti virus yang agresif. KCNA via REUTERS
Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.


Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.


Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Biro Politik Komite Sentral ke-7 Partai Pekerja di Pyongyang, Korea Utara, 30 Desember 2020. Langkah pertama Kim di awal 2021 akan menjadi sinyal pendekatan pertamanya terhadap presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden. KCNA/via REUTERS
Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.


Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tersenyum saat melihat salah satu rumah saat memeriksa lokasi rekonstruksi di daerah yang dilanda topan di Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara, 14 Oktober 2020. Kim Jong Un menjadi sorotan dunia saat  dirinya menangis di tayangan televisi pada akhir pekan lalu. KCNA via REUTERS
Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini


Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.


Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.


Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.


Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Foto dokumentasi militer Rusia. Tahun lalu, tiga lumba-lumba ini menghilang di musim kawin untuk mencari pasangan, tetapi kembali ke pangkalan sesudahnya. Dailymail.co.uk
Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.