TEMPO.CO, Mosul - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengumumkan akan memberlakukan pajak bulanan untuk pendidikan kepada semua warga Mosul, Irak, wilayah yang sudah mereka kuasai. Seorang pejabat senior keamanan di Irak menyebut ISIS sedang mencoba mencari keuntungan di berbagai sektor.
"ISIS telah mengumumkan pajak itu kepada warga Mosul. Kelompok ini berusaha mendapatkan dana dari sumber yang berbeda dalam rangka menjalankan wilayah yang mereka kuasai," kata pejabat itu, seperti dilaporkan NBC News, Kamis, 20 November 2014. (Baca: ISIS Kendalikan Sekolah di Mosul)
Dalam pengumuman itu, ISIS memberlakukan biaya pajak yang berbeda untuk setiap jenjang pendidikan per bulannya. Siswa taman kanak-kanak harus membayar 25 ribu dinar Irak atau sekitar Rp 255 ribu, siswa SMA membayar 50 ribu dinar Irak (sekitar Rp 512 ribu), dan 75 ribu dinar Irak (sekitar Rp 762 ribu) untuk mahasiswa perguruan tinggi.
Banyak keluarga yang merasa keberatan dengan pajak itu. Bagaimana tidak, anak-anak mereka seharunya bisa sekolah gratis karena biaya pendidikan ditanggung oleh negara sejak 1975. (Baca: Lewat ISIS, Harga Satu Barel Minyak Lebih Murah)
"Kondisi keuangan di Mosul sudah sangat buruk sejak ISIS di sini. Suami saya harus bekerja lebih lama untuk mendapatkan uang agar anak kami bisa bersekolah," kata ibu tiga anak yang tidak mau disebutkan namanya.
Sebelumnya, ISIS juga mengendalikan penjualan minyak di Irak. Dari penjualan minyak di pasar gelap, para milisi ISIS bisa memperoleh keuntungan hingga US$ 36 miliar per hari. Tak heran jika ISIS dijuluki sebagai kelompok militan paling kaya di dunia.
RINDU P. HESTYA | NBC NEWS
Berita Lain:
Telkomsel Fokus Garap Layanan Machine to Machine
Waspada, Ini 9 Modus Penipuan di Internet
Empat Produk Solusi ala Huawei di ICT Carnival