TEMPO.CO , Sleman: Warga lereng Gunung Merapi mengadakan kenduri budaya "Gunung Omah", 20-21 November 2014. Warga pengungsi yang kini tinggal di hunian mensyukuri kehidupan mereka setelah letusan Gunung Merapi 2010. Mereka telah kembali mapan dari kehidupan yang dulu diporakporandakan erupsi besar gunung itu.
"Warga pengungsi sudah mulai hidup mapan di hunian tetap yang berada di kawasan rawan bencana," kata Kepala Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Kamis, 20 November 2014. (Baca juga: Potensi Banjir Lahar Hujan Gunung Merapi Masih Tinggi)
Baca Juga:
Kenduri budaya itu dilengkapi dengan peluncuran buku "Gunung Omah". Isi buku tersebut tentang kehidupan di lereng gunung yang harmoni mulai dari soal gunung api hingga kehidupan di sekitarnya. Buku tebal dengan cetakan eksklusif itu juga berisi gambar-gambar tiga dimensi yang sangat cocok untuk pendidikan anak sekolah mengenai gunung api.
Acara yang digelar di hunian tetap Pagerjurang, Kepuharjo, Cangkring itu juga diramaikan dengan berbagai pentas kesenian seperti jathilan, topeng ireng ,ketoprak, layar tancap dan lain-lain. Warga setempat juga menggelar potensi kerajinan, kuliner dan oleh-oleh khas lereng Merapi. Seperti bakpia dari singkong, keripik jamur, keripik salak dan lain-lain.
Di wilayah Sleman di lereng Merapi, telah dibangun sebanyak 2.040 unit rumah hunian tetap bagi warga pengungsi lereng gunung pasca erupsi 2010. Tidak semua hunian berada di satu wilayah melainkan di berbagai tempat. Hunian tetap Pagerjurang merupakan hunian pengungsi yang paling banyak di antara lokasi hunian lainnya.
Pada erupsi 2010, rumah rusak dan hancur di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa tengah sebanyak 3.524. Sedangkan korban jiwa manusia tercatat sebanyak 386 orang.
Menurut Adjar Prayudi, Direktur Penataan dan Lingkungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, warga lereng gunung yang terkena musibah erupsi saat ini sudah tinggal di permukiman berbasis pengurangan risiko bencana eco-settlement. Kenduri budaya ini menjadi ungkapan rasa syukur. "Pembangunan hunian tetap untuk menempatkan warga yang berada di kawasan rawan bencana III ke lokasi yang lebih aman," kata dia.
MUH SYAIFULLAH
Berita lain:
Mayat Wanita di Bandara, Pria Ini Diburu Polisi
Ini Cara Mabes Polri Tes Keperjakaan Calon Polisi
Jokowi-Ahok Bercanda Usai Pelantikan