TEMPO.CO, California - Google dikabarkan akan kembali hadir di Cina, namun dalam bentuk aplikasi toko online Google Play. Ini merupakan langkah penting bagi Google, setelah adanya larangan dari pemerintah negara tersebut pada 2010. Cina melarang Google karena alasan keamanan data. (Baca: Bercerai dengan Google, Mozilla Firefox Gaet Yahoo!)
Isyarat kembalinya Google ke Negeri Tirai Bambu muncul tatkala perwakilannya di Asia menyampaikan kepada pengembang aplikasi digital akan harapannya untuk hadir di negara tersebut. “Google mengungkapkan rencana meluncurkan toko aplikasi baru untuk efisiensi distribusi aplikasi dan game,” tulis situs The Wallstreet Journal, Jumat, 21 November 2014. (Baca: 2015, Nokia N1 Meluncur Perdana di Cina)
Di Cina, ada banyak toko online yang menyediakan aplikasi dan game berbasis Android. Menjamurnya toko sejenis ternyata menimbulkan tingginya pembajakan. Melihat masalah ini, Google ingin mengatasi lewat solusi Google Play. Bisnis tersebut juga diyakini bakal meningkatkan pendapatan raksasa teknologi tersebut.
Kondisi di Cina sangat berbeda dengan yang ada di negara lain. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, hanya ada dua toko aplikasi online yang mendominasi, yakni Google Play dan Apple App Store.
Google diprediksi menemui banyak hambatan dalam mengembangkan bisnis di Negeri Panda. “Google datang sangat terlambat ke dalam pasar yang terdiri atas para pemain kuat,” ujar direktur pelaksana firma riset Marbridge Consulting, Mark Natkin.
Dia melanjutkan, strategi utama yang harus diterapkan adalah menggandeng perusahaan asal Cina yang familier dengan rencana Google. Natkin menyebutkan, dibutuhkan pula penempatan pusat data dan metode pembayaran yang memudahkan transaksi.
Sumber yang juga mantan eksekutif di Google mengatakan kemitraan dengan perusahaan Cina akan meloloskan Google dari larangan pemerintah. Dia mengungkapkan, perusahaan yang bermarkas di California ini sangat bersemangat untuk kembali ke Cina. Terlebih, selama ini bisnis toko aplikasi online belum menyumbang kontribusi yang besar bagi pemasukan.
Situs The Information melaporkan, Google sudah mengadakan penjajakan dengan produsen teknologi Huawei, ZTE, serta penyedia jaringan nirkabel. Juru bicara ZTE menolak mengkonfirmasikan kabar tersebut. Dia hanya menyampaikan pernyataan singkat. “Masuknya pemain besar di industri teknologi akan memberikan keuntungan bagi pengguna ponsel pintar di Cina,” ucapnya.
THE WALLSTREET JOURNAL | SATWIKA MOVEMENTI
Berita Terpopuler
Bella Shofie Bicara Soal Apartemen Udar Pristono
Gara-gara Rumor Dekat Udar, Bella Batal Nikah
Syamsir Alam Digoda Nikita Mirzani Lewat Twitter
Jolie Larang Kim Kardashian Hadiri Promosi Filmnya