TEMPO.CO, Yogyakarta - Pesona wisata ziarah Gunung Kemukus di Sragen, Jawa Tengah, yang menjadi sorotan media Australia beberapa waktu lalu sudah lama menyebar hingga wilayah lokalisasi Yogyakarta, Pasar Kembang atau Sarkem. Para pekerja di Sarkem bahkan secara rutin, sebulan sekali, pergi berombongan dari Yogya menuju Kemukus.
"Bukan untuk ziarah, tapi mobil, cari pelanggan baru," ujar mantan pekerja dan pemilik penginapan di kawasan Sarkem, Sarmi, 42 tahun, kepada Tempo, Sabtu, 22 November 2014. (Baca juga: Kata Juru Kunci Soal Ritual Persetubuhan Gunung Kemukus)
Sarmi berujar, para pekerja yang menghuni penginapannya setiap hari pasaran (perhitungan Jawa -35 hari) bersepakat untuk pergi ke Kemukus. "Biasanya hari Jumat Pon, enggak tahu kenapa hari itu," katanya. (Baca juga: Warung di Sekitar Kemukus Tawarkan Layanan Bersetubuh)
Para pekerja Sarkem itu secara berombongan, 5-7 orang, dari Yogya menumpang kereta jurusan Solo, Prambanan Ekspres. Dari Solo kemudian lanjut ke Sragen dengan angkutan umum. Setelah itu, mereka menyeberang danau naik perahu rakit ke Gunung Kemukus. (Baca juga: Wakil Gubernur Belum Tahu Ritual Persetubuhan di Kemukus)
Kebiasaan para pekerja Sarkem rutin ke Kemukus ini, menurut Sarmi, sudah berlangsung bertahun-tahun. Ia tak hapal persis awal mula rutinitas tersebut dilakukan.
Wisata ziarah Gunung Kemukus di Jawa Tengah diberitakan media televisi Australia, Special Broadcasting Service (SBS). SBS adalah satu dari lima lembaga penyiaran berjaringan luas di Australia. Dalam program Dateline di SBS One yang berjudul "Sex Mountain", wartawan SBS, Patrick Abboud, bingung saat melihat praktek ritual persetubuhan di Gunung Kemukus yang bercampur dengan prostitusi. (Baca juga: Media Australia Sorot Ziarah Gunung Kemukus)
PRIBADI WICAKSONO
Berita lain:
Menteri Susi Sergap 61 Pencuri Ikan di Natuna
Setelah Risma, Ahok dan Ganjar Diusik Prostitusi
Bisnis Penginapan Ramaikan Ritual Persetubuhan di Kemukus