TEMPO.CO, Solo - Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) Jawa Tengah enggan mempromosikan potensi wisata di Gunung Kemukus, Sragen. Mereka khawatir citra negatif lokasi tersebut bisa menular ke destinasi wisata lain di provinsi tersebut.
Divisi Destinasi BPPI Jawa Tengah Bambang Mintosih mengatakan hingga saat ini pihaknya belum pernah mempromosikan wisata ziarah di Gunung Kemukus. "Tidak ada rencana untuk mempromosikan selama stigma yang melekat masih seperti itu," katanya, Sabtu, 22 November 2014. (Baca juga: Pekerja Seks Sarkem Rajin ke Gunung Kemukus)
Dia mengakui bahwa hampir semua destinasi wisata ziarah di Jawa Tengah potensial untuk dikembangkan. Terutama makam dan petilasan tokoh-tokoh pada masa lampau. Sebab, selain berwisata, para pengunjung biasanya juga menggelar ritual-ritual tertentu. (Baca juga: FPI Minta Penginapan di Kemukus Ditutup Sejak 2011)
Wisata ziarah Gunung Kemukus di Jawa Tengah menjadi pemberitaan media televisi Australia, Special Broadcasting Service (SBS). SBS adalah satu dari lima lembaga penyiaran dengan jaringan luas di Australia. Dalam program Dateline di SBS One yang berjudul "Sex Mountain", wartawan SBS, Patrick Abboud, bingung saat melihat praktek ritual seks di Gunung Kemukus yang bercampur dengan prostitusi. (Baca juga: Alasan Penginapan Ritual Seks Kemukus Tak Ditutup)
Menurut Bambang, ritual seks di Gunung Kemukus dipandang miring oleh masyarakat. Ritual seks itu muncul karena adanya mitus bahwa peziarah akan mendapat berkah jika melakukan hubungan seks dengan orang yang bukan pasangan resminya. Mitos itu juga memunculkan praktek prostitusi di sekitar lokasi tersebut. (Baca juga: Keamanan Ritual Seks di Kemukus Dijamin)
AHMAD RAFIQ
Berita lain:
Menteri Susi Sergap 61 Pencuri Ikan di Natuna
Kaesang Jokowi Mendapat Tepukan Paling Meriah
Jokowi Pilih Prasetyo, Ini Kata JK