TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengklaim bahwa penerapan kartu survei untuk penyaluran solar bersubsidi bagi nelayan dan kendaraan bermotor di Tarakan sukses. Dengan menggunakan kartu tersebut, konsumsi solar bersubsidi terbukti turun sekitar 12 persen.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya mengatakan, sebelum menggunakan kartu survei, penyaluran solar bersubsidi rata-rata sekitar 925 kiloliter per hari. Setelah menggunakan kartu, konsumsi solar hanya sekitar 825 kiloliter per hari. "Karena program berhasil, Pertamina akan terus menggalakkan kartu ini ke seluruh Indonesia," kata dia melalui siaran pers Sabtu, 22 November 2014. (Baca:Menteri Susi Juga Terbitkan Kartu)
Kartu survei ini berfungsi untuk mengetahui volume dan pola konsumsi riil solar bersubsidi untuk nelayan dan kendaraan darat di Kota Tarakan. Selain itu, kartu ini juga dapat menjadi sarana pendataan kendaraan dan kapal nelayan yang berhak mendapatkan solar bersubsidi. Data tersebut selanjutnya bisa menjadi database untuk perhitungan kuota solar bersubsidi yang akurat.
Hanung mengatakan penerapan kartu survei merupakan inisiatif perusahaan untuk memastikan solar bersubsidi tepat sasaran. Menurut dia, penerapan kartu survei di Tarakan adalah bagian dari program serupa yang telah sukses di beberapa daerah lainnya di Indonesia. Kartu survei diterapkan di Tarakan sejak 18 Juli 2014 dan saat ini telah mencakup 2.909 unit kendaraan dan 974 unit kapal. (Baca:Nelayan di Kupang Baru Tahu Harga BBM Naik)
Kartu survei itu, kata Hanung, bisa diperoleh gratis di SPBU, APMS ( Agen Penjualan Minyak dan Solar) dan SPDN (solar packed dealer nelayan). "Tanpa kartu survei, konsumen tidak bisa membeli solar bersubsidi di SPBU. Pembelian solar pun dibatasi sebesar Rp 200 ribu per hari," katanya. (Baca:BBM Naik, Ongkos Nelayan Melaut Mahal )
ALI HIDAYAT
Terpopuler
Makan Daging Babi, Ini Komentar Kaesang Jokowi
Jokowi Kalahkan Obama di Voting Majalah TIME
Kaesang Jokowi Mendapat Tepukan Paling Meriah
Teman Sekamar Kaesang Ingin Kudeta SBY