TEMPO.CO, Jakarta - Rabu lalu menjadi momen yang paling mengesankan bagi Manajer Manchester City Manuel Pellegrini. Asosiasi Manajer Liga Inggris memberi penghargaan kepada manajer asal Cile tersebut karena sukses membawa City merebut gelar juara pada tahun pertama masa jabatannya.
"Saya amat terhormat bisa menerima penghargaan ini. Namun rasanya penghormatan ini lebih pas ditujukan kepada manajer yang telah mengembangkan sepak bola Inggris," ucapnya.
Bagi Pellegrini, penghargaan ini setidaknya bisa menjadi motivasi sebelum menjamu Swansea City dalam pertandingan lanjutan Liga Inggris pada Sabtu malam ini, 22 November 2014.
Posisi Pellegrini tengah menjadi sorotan publik Manchester, khususnya pemilik klub Sheik Mansour. Penampilan melempem Vincent Kompany cs dalam Liga Champions menjadi penyebabnya. Kekalahan dari CSKA Moscow dua pekan lalu membuat posisi City terjepit.
Berada di dasar klasemen menjadikan langkah City ke babak 16 besar makin berat.
Apalagi, dalam dua pertandingan tersisa, City harus menghadapi Bayern Muenchen dan AS Roma. Namun Pellegrini segera menegaskan bahwa timnya belum tersingkir dari fase Grup E Liga Champions. "Kami belum keluar dari persaingan, baik Liga Inggris maupun Liga Champions," katanya kepada Sky Sports, kemarin.
Dalam Liga Inggris, nasib City masih lebih baik karena berada pada posisi ketiga klasemen. Pellegrini pun tidak memusingkan selisih sembilan poin dari pemimpin klasemen, Chelsea. "Masih ada 27 pertandingan lagi. Jadi saya tidak mau buang-buang waktu menganalisis peluang kami pada Liga Primer," ucapnya.
Pellegrini boleh saja merasa yakin. Namun, melihat lima pertandingan terakhir, terbukti City selalu kesulitan meraih kemenangan. Apalagi ketika Aguero cs menghadapi tim papan bawah. Sejauh ini, baru West Ham United dan Stoke yang sukses “melumat” City. Jika tidak hati-hati, bukan tidak mungkin Swansea City akan mengalahkan The Citizen dalam laga di Etihad Stadium ini.
Swansea saat ini berada pada peringkat kelima klasemen dengan 18 poin. Anak asuh Garry Monk itu kerap tampil beringas jika berhadapan dengan tim-tim besar. Manchester United, Everton, dan terakhir Arsenal menjadi korban keperkasaan Swansea musim ini. Swansea menaklukkan United dengan skor 2-1, Everton dibantai 3-0, dan Arsenal dibuat menyerah 2-1.
Monk mengatakan bahwa kerja sama tim menjadi kunci utama jika ingin bersaing dengan tim-tim besar. "Lihat saja bagaimana kami bermain melawan Arsenal. Menyenangkan sekali para pemain bisa saling memahami satu sama lain," ucap Monk kepada Wales Online.
Ia pun puas atas penampilan Wilfried Bony dan Bafetimbi Gomis ketika menaklukkan The Gunners. Dua pemain depan itu tampaknya masih akan menjadi andalan klub asal Wales untuk mendobrak pertahanan City.
ESPN | ADITYA BUDIMAN
Berita Lain
Lawan Timnas di AFF, Bagaimana Persiapan Vietnam?
Riedl: Ada Kelemahan Timnas yang Tak Bisa Dibenahi
Kata Ganjar Pranowo Soal Sanksi Sepak Bola Gajah
Pelaku Sepak Bola Gajah Dihukum, Siapa Otaknya?