TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menyiapkan 156 kendaraan pengangkut sampah mengantisipasi penumpukan sampah pascabanjir di wilayahnya. "Sampah pascabanjir biasanya menumpuk," kata Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi, Abdillah, Ahad, 23 November 2014.
Abdillah mengatakan sampah banjir biasanya berupa sampah rumah tangga dan sampah ranting pepohonan. Bahkan, kalau banjir besar, perlengkapan rumah tangga yang rusak kerap dibuang oleh pemiliknya, seperti kasur dan bantal.
Menurut dia, sampah-sampah tersebut muncul seiring dengan meluapnya kali-kali dekat permukiman warga. Sampah itu kemudian terbawa air dan masuk ke lingkungan yang terkena dampak banjir. "Ketika banjir sudah surut menyisakan sampah," ujar dia.
Sampah akan dievakuasi menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sumurbatu di Kecamatan Bantargebang. Petugas akan bekerja maksimal, karena mengantisipasi penumpukan sampah di lingkungan hidup masyarakat. "Truk akan beroperasi dua kali dalam sehari," ujar Abdillah.
Pada hari biasa, kata dia, volume sampah di Kota Bekasi mencapai 1.500 ton. Diperkirakan, pada saat banjir volumenya meningkat, karena tertambahi sampah-sampah dari saluran air. "Bisa di atas 10 persen," kata Abdillah.
ADI WARSONO
Berita Lainnya:
Indonesia Imbangi Vietnam 2-2
Ahok Sudah Pilih Wagub, Ini Petunjuk Orangnya
Ahok: Penyebab Banjir Jakarta Bukan Vila
Warga Negara Mana yang Paling Bahagia?
Warga Singapura Memuji Jokowi Presiden Masa Depan