Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ditemukan Karbon Baru di Kerak Bumi

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Gunung berapi adalah lubang dari kerak bumi. Ketika gas dan magma dibentuk di bawah permukaan bumi, pada akhirnya akan mengeluarkan batu-batuan, lava dan debu lewat celah ini. Mrietze.com
Gunung berapi adalah lubang dari kerak bumi. Ketika gas dan magma dibentuk di bawah permukaan bumi, pada akhirnya akan mengeluarkan batu-batuan, lava dan debu lewat celah ini. Mrietze.com
Iklan

TEMPO.CO, Baltimore - Studi baru yang dipimpin tim peneliti dari Johns Hopkins University mengungkap, rincian tentang karbon—khususnya yang tertanam di bawah permukaan bumi. Tim juga mengembangkan teori baru tentang proses terbentuknya berlian di mantel bumi.

Temuan tersebut didapat dari pengamatan terhadap karbon yang ada dalam air di kedalaman 100 mil di bawah permukaan bumi. Karbon tersebut mencapai suhu 1.150 derajat celcius.

Dalam temuan yang diterbitkan di jurnal Nature Geoscience pekan ini, tim menemukan selain karbondioksida dan metana, terdapat beragam spesies karbon organik di zona subduksi bumi. Karbon tersebut dapat memicu pembentukan berlian.

“Bahkan mungkin menjadi makanan bagi mikroba yang ada,” kata Dimitri Sversjenski, pemimpin penelitian, seperti dikutip dari Sciencedily, Jumat, 21 November 2014.

Sversjensky beranggapan, cairan di dalam bumi ini mungkin dapat mengungkap asal-usul kehidupan. Dia menyebut teori ini sebagai Deep Water Earth. Dengan teori dan metode ini, tim juga mengungkap susunan kimiawi dalam mantel bumi.

Selain kandungan peridotit, karbondioksida, dan metana, tim juga menemukan kandungan berlian dan mineral eclogitic. “Juga ada karbon organik, seperti asam asetat”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Sversjenky, konsentrasi kandungan tersebut menarik karena sebelumnya tak diketahui. Selama ini para ilmuwan percaya bahwa berlian dihasilkan hanya melalui kandungan karbondioksida ataupun metana.

Penelitian ini merupakan bagian dari proyek Deep Carbon Observatory. Studi ini didanai oleh Alfred P. Sloan Foundation.

SCIENCEDAILY | AMRI MAHBUB

Topik terhangat:
BBM Naik
| Ritual Seks Kemukus | Banjir Jakarta | Susi Pudjiastuti

Berita terpopuler lainnya:
Pelet Kuno Mesir Berhasil Dipecahkan 

SpeedUp Luncurkan Sabak Anyar untuk Pencinta Game 

WhatsApp Tambahkan Enkripsi di Android 

Robot Philae Mendarat di Komet, Lalu 'Tertidur'

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia