TEMPO.CO, Surabaya - Pembangunan trem Surabaya akan menjadi proyek reaktivasi trem pertama di Indonesia. Direktur PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro mengatakan selama ini reaktivasi biasanya untuk kereta. "Kalau reaktivasi trem baru di Surabaya ini," kata Edi kepada wartawan setelah pertemuan dengan Menteri Perhubungan dan Wali Kota Surabaya di Stasiun Gubeng, Surabaya, Ahad, 23 November 2014.
Menurutnya proses reaktivasi bukanlah hal yang sulit. Track sudah dipastikan masih ada dengan panjang 17 kilometer. PT KAI nantinya akan bertindak sebagai operator, sedangkan pembangunan diserahkan sepenuhnya kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
Dirjen Perkeretaapian, PT KAI dan Pemerintah Kota Surabaya masih akan kembali menggelar rapat teknis pada 3-4 Desember 2014 mendatang. Rapat itu akan membuat hasil studi. Dari hasil tersebut akan terbaca berapa estimasi penumpang hingga tarif. Setelah itu, ketiga pihak akan mematangkan rencana pembangunan trem. Termasuk kepastian pengadaan trem, apakah akan diserahkan kepada Dirjen Perkeretaapian atau PT KAI.
Meski belum bisa memastikan kapan pembangunan fisik akan dimulai, Edi berharap awal tahun depan sudah bisa dikerjakan sesuai dengan permintaan Menteri Perhubungan. Mengingat pembangunan ada pada Dirjen Perekeretaapian, maka perencanaan versi Pemerintah Kota Surabaya yang sebelumnya sudah dibuat akan dikaji ulang.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan ketiga pihak sudah menyamakan persepsi terkait trem. "Sekarang segitiga-nya (Kementerian Perhubungan, PT KAI dan Pemerintah Kota) sudah kompak," ujarnya.
Karena itu pembahasan bisa dilanjutkan ke tataran teknis. Mulai dari pembangunan fisik dan menghidupkan kembali jalur trem lama hingga nantinya rencana groundbreaking.
Berdasarkan hasil pemetaan, tim lapangan telah menemukan bukti keberadaan jalur utama trem yang pernah ada sepanjang kurang lebih 17 kilometer. Meski di beberapa tempat tidak ditemukan bukti fisik, tapi ground penetration radar (GPR) menunjukkan bentuk cekungan. Itu berarti ada perubahan komposisi tanah yang menandakan dulu pernah ada rel tapi kemudian hilang. "Jadi disimpulkan kalau jalurnya ada semua," ujarnya.
Kendati demikian, Agus mengatakan akan ada pergeseran jalur. Setelah dimatangkan, jalur yang akan digunakan nantinya harus disahkan lebih dulu oleh Kementerian Perhubungan sebelum dibangun. Selanjutnya, pemerintah kota akan melakukan rekayasa lalu lintas, penyediaan parkir dan sarana penunjang lainnya.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Topik terhangat:
BBM Naik | Ritual Seks Kemukus | Banjir Jakarta | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Ahok 'Tebus Dosa' ke Ridwan Kamil Rp 125 Juta
Jean Alter: Sri Wahyuni Saya Cekik Sampai Mati
Kata Susi, Ini Kebodohan Indonesia di Sektor Laut
Indonesia Juara MTQ Internasional di Mekah