TEMPO.CO, Sumenep - Kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi berdampak langsung bagi aktivitas mayoritas nelayan di Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Sepekan sejak pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, para nelayan di Pulau Raas berhenti melaut. (Baca: Konsumsi Solar Nelayan Tarakan Turun 12 Persen)
Menurut salah seorang nelayan, Fauzi, harga solar eceran di Pulau Raas saat ini mencapai Rp 11 ribu. Padahal Presiden Joko Widodo menetapkan harga solar hanya Rp 7.500 per liter. "Kalau dipaksakan melaut, nelayan tekor," kata Fauzi, Senin, 24 November 2014. (Baca juga: Menteri Susi Juga Terbitkan Kartu)
Fauzi mengatakan warga Pulau Raas selalu merasakan dampak buruk kenaikan harga BBM. Saat harga solar masih Rp 5.500 per liter, di tingkat eceran di Pulau Raas solar dibanderol Rp 7.500 per liter. Kenaikan harga ini sangat memberatkan warga pulau tersebut yang mayoritas bekerja sebagai nelayan.
Harga bensin eceran di Pulau Raas juga sangat mahal. Kata Fauzi, sebelum harga BBM naik, warga Raas sudah terbiasa membeli bensin eceran seharga Rp 10 ribu per liter. Padahal harga resmi Premium hanya Rp 6.500 per liter. Kini, setelah harga BBM dinaikkan, harga bensin eceran di pulau itu mencapai Rp 13 ribu per liter. "Kalau bensin langka, harganya lebih mahal lagi," ujarnya.
Untuk mengurangi beban masyarakat, Fauzi berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan pemberian subsidi BBM khusus bagi warga yang tinggal di wilayah kepulauan. Dia yakin kebijakan ini akan sangat membantu masyarakat setempat, terutama nelayan.
MUSTHOFA BISRI
Terpopuler:
Warga Singapura Memuji Jokowi Presiden Masa Depan
Pengamat: Jokowi seperti Sinterklas
Salip Paus, Jokowi Masuk 10 Besar Voting TIME