TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk membebaskan visa bagi wisatawan asal Jepang dan Cina disambut baik pebisnis hotel. Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Perhimpunan Perhotelan dan Restoran Indonesia (PHRI) Jon A. Masli memperkirakan pertumbuhan industri hotel akan naik minimal 20 persen pada 2015. (Baca: Cina dan Jepang Dapat Prioritas Visa Bebas Masuk).
"Pada era Presiden SBY industri hotel hanya sanggup tumbuh 11 persen. Jika kebijakan ini terealisasi, saya yakin pertumbuhan akan pesat," kata Jon kepada Tempo, Ahad, 23 November 2014.
Menurut Jon setiap tahun jumlah wisatawan Cina yang datang ke Indonesia mencapai 700 - 800 ribu orang. Namun jika kebijakan bebas visa mulai berlaku pada awal 2015, Jon meramalkan jumlah wisatawan Cina akan melonjak hingga 1,5 - 2 juta orang. (Baca: Rencana Visa Bebas ASEAN Disepakati).
Setelah kunjungan wisatawan meningkat, Jon yakin akan ada kenaikan devisa di sektor perhotelan hingga US$ 13 miliar. Menurut dia, kenaikan ini didasari asumsi setiap wisatawan Cina rata-rata menghabiskan duit US$ 300-500 jika menginap selama lima malam.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) wisatawan Cina menempati peringkat kedua dalam daftar turis Asia Pasifik yang bertandang ke Indonesia setiap tahun setelah Australia. Jon optimistis peringkat Cina akan naik dan akan menjadi pemasok wisatawan terbesar bagi Indonesia setelah kebijakan bebas visa berlaku. (Baca: Warga Lima Negara Ini Bebas Visa Masuk Indonesia).
Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pemerintah Indonesia saat ini masih menjalin komunikasi intensif dengan pemerintah Cina dan Jepang untuk kebijakan bebas visa turis. Cina dan Jepang dipilih Arief karena pertumbuhan ekonominya tertinggi di dunia.
ROBBY IRFANY
Berita Terpopuler
Ahok 'Tebus Dosa' ke Ridwan Kamil Rp 125 Juta
Sarapan Bersama Jokowi, Lee Hsien Loong Berbatik
Kata Susi, Ini Kebodohan Indonesia di Sektor Laut