TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan penurunan harga BBM nonsubsidi ternyata belum mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Penjualan Premium bersubsidi masih lebih banyak ketimbang Pertamax alias bensin nonsubsidi. (Baca: Harga Pertamax Turun Jadi Rp 9 Ribu-an)
Kondisi ini salah satunya terjadi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jalan Hang Lekir, Jakarta Pusat. Menurut Soli, salah satu petugas SPBU tersebut, pengguna kendaraan tetap memilih Premium yang dibanderol Rp 8.500 per liter. Padahal harga Pertamax sudah turun dari Rp 10.200 menjadi Rp 9.950 per liter. "Tidak ada perubahan, masih banyak yang mengisi Premium," katanya.
Soli mengatakan manajemen SPBU tidak menambah pasokan Pertamax meski harganya sudah turun. Dalam sehari, kata dia, stok Pertamax di SPBU tersebut sebesar 8 ribu liter. Sedangkan pasokan Premium bersubsidi sebanyak 16 ribu liter. (Baca juga: Ekonom Ini Sarankan Jokowi Cabut Total Subsidi BBM)
Premium ternyata kebanyakan diburu oleh pengendara sepeda motor dan tukang ojek. Reno misalnya, pengojek yang biasa mangkal di Senayan ini masih memilih Premium demi mengincar selisih harga Rp 1.400 dengan Pertamax. "Selisih Rp 200 saja masih berat," kata dia kepada Tempo, Senin, 24 November 2014. Selain selisih harga, Reno mengaku memburu Premium karena sosialiasi penurunan harga BBM nonsubsidi masih minim.
Sedangkan Syukron, salah satu pengendara mobil, menyambut baik langkah Pertamina menurunkan harga Pertamax. Dengan selisih harga Rp 1.400, Syukron mengaku lebih memilih Pertamax ketimbang Premium bersubsidi. "Tapi kalau harga Pertamax naik lagi, saya pilih Premium," ujarnya. (Baca: Ribet Kembalian, Bensin di Bangkalan Rp 10 Ribu)
FAIZ NASHRILLAH
Berita Terpopuler
Warga Singapura Memuji Jokowi Presiden Masa Depan
Pengamat: Jokowi seperti Sinterklas
Salip Paus, Jokowi Masuk 10 Besar Voting TIME