TEMPO.CO, Bengkulu - Lima hari setelah kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, terjadi penurunan drastis konsumsi Premium sebesar 19 persen dan solar sebesar 11 persen di Provinsi Bengkulu.
Sales Executive Retail Depo Pertamina Pulau Baai Bengkulu Sigit Wicaksono mengatakan, saat konsumsi Premium dan solar turun, konsumsi Pertamax justru naik 40 persen. "Perubahan ini sifatnya masih baru," kata Sigit saat dijumpai ketika menghadiri rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Bengkulu, Senin, 24 November 2014.
Sigit mengatakan penurunan konsumsi terhadap Premium berdampak positif terhadap ketersediaan BBM. Sebab, sebelumnya, kuota yang ada hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 21 Desember. "Dengan adanya penurunan ini maka kuota yang ada akan cukup hingga 29 Desember mendatang," ujarnya lagi. (Baca juga: BBM Naik, Film Jokowi Ditarik dari Bioskop)
Adapun Kepala Bidang Inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu Nurul Hasanudin menyebutkan dampak kejutan kenaikan BBM di Indonesia ini akan terjadi paling lama dua bulan. "Selanjutnya masyarakat akan terbiasa," kata Nurul. (Baca: Kenaikan Harga BBM dari Suharto hingga Jokowi)
Dampak kenaikan harga BBM paling terasa pada harga bahan makanan. Sedangkan kelompok masyarakat yang paling terdampak adalah buruh atau karyawan. Sebab, harga berbagai barang naik, sementara penghasilan mereka tidak berubah.
Asisten I Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Edy Waluyo mengatakan pemerintah akan menggelar operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok. "Sehingga mempermudah mereka mendapatkan barang kebutuhan secara lebih murah."
PHESI ESTER JULIKAWATI
Topik terhangat:
Paloh, Jokowi & Sonangol | Interpelasi Jokowi | Banjir Jakarta | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Salip Paus, Jokowi Masuk 10 Besar Voting TIME
Pengamat: Jokowi seperti Sinterklas
Pimpinan DPR Ini Tak Mau Teken Interpelasi Jokowi
Pembunuh Sri, Jean Alter Incar Tante Kesepian?
Daftar Gebrakan Susi Sebulan Jadi Menteri