TEMPO.CO, Jakarta - Prajurit Kepala Wahyu Adi terbaring lemah di kamar 605 Gedung Bedah, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, Jakarta Pusat, Selasa, 25 November 2014. Tentara yang bertugas di Yon Zikon 13 TNI Angkatan Darat, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, itu nyaris tidak bisa menolehkan kepala ke kanan atau ke kiri. “Dari leher ke atas masih sakit, sering pusing,” kata Wahyu dengan nada lirih.
Wahyu menjadi korban kebrutalan geng motor di Jalan Raya Lapang Tembak, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, pada Ahad, 23 November 2014. Bagian belakang kepalanya luka akibat ditebas celurit oleh seorang anggota geng. Luka Wahyu memanjang sekitar 7 sentimeter. “Beruntung, kata dokter, lukanya tidak sampai kena obyek vital,” kata Wahyu.
Menurut Wahyu, dirinya sama sekali tidak menyangka bakal menjadi korban geng motor. Saat itu dia tengah jalan bersama tiga temannya menggunakan dua sepeda motor. Di Jalan Lapang Tembak, Cibubur, mereka bertemu dengan sekelompok remaja bersepeda motor. “Motor teman saya bersenggolan,” kata Wahyu.
Akibat senggolan itu, kata Wahyu, terjadi cekcok mulut. Wahyu turun dari sepeda motornya untuk melerai. “Tahu-tahu dari belakang saya ada yang menyerang dengan celurit,” kata Wahyu. Dia tidak sempat menghindar dan merasakan sakit di belakang kepala. “Saya lalu ambil motor terus saya tabrakkan ke mereka.”
Setelah itu, Wahyu jatuh ke selokan dan tidak sadarkan diri. “Setelah itu saya tidak ingat apa-apa lagi, tahu-tahu sudah di rumah sakit,” kata Wahyu (baca juga: Geng Motor Serang Warga Pejaten).
RIDHO JUN PRASETYO
Berita lain:
Voting Time, Jokowi Tekuk Presiden hingga Artis
Jokowi Akui Larang Menteri Rapat Bersama DPR
Operasi Diam-diam Susi Pantau Illegal Fishing