TEMPO.CO, Tangerang - Gelombang kedatangan buruh dari segala penjuru Tangerang membuat polisi kewalahan mengawal unjuk rasa besar-besaran menolak upah minimum 2015, di Tangerang, Selasa, 25 November 2015.
Hingga siang ini, Jalan Raya Serang, tepatnya di kawasan Bitung, sudah dipenuhi ribuan buruh yang menggunakan sepeda motor dan melakukan orasi di tengah jalan. Akibatnya, kemacetan panjang terjadi di sejumlah titik jalan. (Buruh Protes, Kabupaten Tangerang Siap Revisi UMK)
Berdasarkan pengamatan Tempo, hampir seluruh badan jalan dikuasai buruh. Polisi berupaya memperlancar lalu lintas dengan cara membuka perlahan arus lalu lintas yang tersendat.
Ada tiga titik kumpul buruh di perbatasan antara Kota dan Kabupaten Tangerang. Masing-masing titik hanya berjarak 500 meter. Buruh menggelar orasi di setiap titik kumpul dengan tuntutan menolak upah minimum Rp 2.710.000 di Kabupaten Tangerang dan Rp 2.730,000 di Kota Tangerang.
Kendaraan dari arah Cimone, arah Serang, dan arah Jalan Tol Tangerang-Merak bergerak perlahan dengan kecepatan di bawah 10 kilometer per jam. Para pengguna jalan yang terjebak kemacetan menghujat aksi buruh ini. "Apakah tidak ada cara lain selain dengan cara menganggu kepentingan umum," ujar Fajar Aditya, 30 tahun.
Achmad Irfan, 35 tahun, yang terjebak hampir tiga jam, juga mengeluhkan dampak aksi tersebut. "Ini sudah sering kali dilakukan buruh, menutup jalan, macet, dan semuanya menjadi terganggu," katanya. (Tolak UMK, Buruh Tangerang Akan Blokir Jalan Raya)
JONIANSYAH
Terpopuler:
Daftar Gebrakan Susi Sebulan Jadi Menteri
10 Tahun Presiden, SBY Bakar Subsidi BBM Rp 1.300 T
Sam Pa, Surya Paloh, dan Kerajaan Neraka