TEMPO.CO, Jakarta - Kemampuan bahasa pada manusia ternyata dipengaruhi oleh jejak gen yang diwariskan ibu. Kaitan antara bahasa dan garis genetik dari pihak ibu sudah ada sejak akhir zaman Pleistosen sekitar 15 ribu tahun lalu. Ragam bahasa di Indonesia, terutama di kawasan timur, diduga berasal dari satu bahasa induk Austronesia yang dipakai leluhurnya saat bermigrasi ke Nusantara.
Direktur Complexity Institute Nanyang Technological University, John Stephen Lansing, mengatakan bahasa adalah kunci penting dalam perkembangan otak. Kemampuan berbahasa akan terekam dalam otak manusia yang nantinya diwariskan kepada keturunannya.
"Bahasa akan terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, namun hal ini sangat berkorelasi dengan gen dari garis ibu," kata Lansing dalam presentasinya di auditorium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta, Rabu, 26 November 2014.
Lansing menganalogikan bahasa seperti parasit yang menginfeksi otak. "Bahasa kemudian bisa menginfeksi otak manusia dan keturunannya," kata dia. Namun kondisi ini dipengaruhi oleh kondisi kromosom X dan Y yang diperoleh dari ibu dan ayah. (Baca: Orang Tibet Punya Varian Gen Langka)
Kromosom X dari ibu akan terus diwariskan kepada keturunannya. Sementara perkawinan berpotensi menghilangkan kromosom Y milik laki-laki. "Kromosom Y hanya diturunkan ayah kepada anak laki-laki, tapi anak laki-laki dan perempuan akan mendapat kromosom X dari ibu," Lansing mengatakan.
Menurut Lansing, hasil riset menunjukkan tidak ada asosiasi antara kromosom Y dan kemampuan berbahasa. Namun hal sebaliknya ditunjukkan dengan hubungan mitokondria (bagian sel yang bertugas membangkitkan energi) dan kromosom X yang didapat dari pihak ibu. "Ditambah lagi, seorang anak pertama kali akan belajar bahasa ibunya dulu, jadi garis genetik itu berjalan seiring pewarisan bahasa mereka," ia menuturkan. (Baca: Gen Hibernasi Kodok Bisa Selamatkan Astronaut)
Deputi Penelitian Fundamental Eijkman, Herawati Sudoyo, mengatakan bahasa yang dipakai bisa menjadi petunjuk untuk melacak nenek moyang manusia Indonesia. Data tentang bahasa itu, kata Herawati, relevan dengan temuan tentang genetika yang menunjukkan asal-usul orang Indonesia. "Orang yang berbahasa Austronesia sudah tiba di Nusantara dari daratan utama Asia sekitar 4.000-6.000 tahun yang lalu," kata ahli genetika itu.
Riset yang pernah dikerjakan Herawati dan koleganya di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, menunjukkan adanya korelasi bahasa dan budaya dengan warisan genetik dari pihak ibu. "Saat ini Sumba didominasi pria, tapi riset genetik menunjukkan wanita pernah menguasai wilayah itu. Bahkan ada desa dengan sistem matrilineal yang sudah berusia beberapa ratus tahun," ujarnya.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA
Berita Lainnya:
Salip Paus, Jokowi Masuk 10 Besar Voting TIME
Pengamat: Jokowi seperti Sinterklas
Pimpinan DPR Ini Tak Mau Teken Interpelasi Jokowi