TEMPO.CO, Yogyakarta - Kericuhan rapat pleno yang menimpa pengurus pusat Partai Golkar saat membahas musyawarah nasional Senin, 24 November 2014, justru membuat pengurus daerah Golkar Kota Yogya berharap agenda itu semakin dipercepat.
"Kami mendesak munas tetap dipercepat akhir November ini di Bali," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kota Yogyakarta Augus Noor kepada Tempo, Selasa, 25 November 2014. (Baca: Penantang Ical Dukung KPK Turun di Munas Golkar)
Golkar Kota Yogya justru mencibir tuntutan sayap partai Angkatan Muda Partai Golkar, yang menduduki paksa kantor Golkar dan meminta munas digelar awal tahun depan.
"Keputusan jadwal munas itu, kan, sudah disepakati dan diputuskan secara sah melalui rapat pimpinan nasional, kalau mau batal mekanismenya, ya, rapat pimpinan ulang. Ini buang waktu dan mengganggu dinamika partai," kata Augus.
Golkar Kota Yogya sendiri merupakan salah satu pendukung Aburizal Bakrie alias Ical agar memimpin kembali Golkar periode lima tahun ke depan. (Baca: Angkatan Muda Golkar Pertanyakan Jasa Aburizal)
Namun terkait percepatan pelaksanaan munas ini, Golkar Yogya menilai keputusan itu bukan hanya kehendak Ical. Ini merupakan kesepakatan bersama seluruh pimpinan. Sehingga tidak ada jalan lain selain melaksanakan yang sudah diputuskan dalam rapat pimpinan meski partai bergejolak.
"Kericuhan kemarin (pendudukan kantor DPP oleh AMPG) tak perlu ditanggapi serius, tetap ke agenda awal, percepat munas," kata Augus.
Golkar Yogya meyakini kericuhan yang terjadi saat rapat pembahasan munas itu hanya bagian dinamika dalam partai yang sangat lumrah. Soal tudingan skenario bahwa pemilihan Ical akan dimuluskan lewat cara aklamasi, Augus berdalih bahwa aklamasi pun bagian dari demokrasi.
"Seperti pada musyawarah ada voting, ya, jalani saja apa pun prosesnya sesuai permintaan forum," kata Augus.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terpopuler
Siapa 18 Inisiator Interpelasi Jokowi Soal BBM?
Jokowi Akui Larang Menteri Rapat Bersama DPR
Rapat Pleno Golkar Ricuh Diserbu Massa
Voting Time, Jokowi Tekuk Presiden hingga Artis
Operasi Diam-diam Susi Pantau Ilegal Fishing