TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan waktu enam bulan yang diberikan bagi Tim Reformasi Tata Kelola Migas tak akan cukup merampungkan persoalan di sektor ini. Hanya, waktu yang disediakan itu menjadi kesempatan penting bagi Tim Reformasi untuk membuat rekomendasi kepada pemerintah.
"Kalau dikatakan selesai, ya tidak akan selesai. Cuma itu waktu bagi Tim Reformasi untuk memotret keseluruhan hal agar bisa merekomendasikan kepada pemerintah," kata Sudirman dalam rapat bersama Komite II Dewan Perwakilan Daerah, Rabu, 26 November 2014. (Baca: Sudirman Said Kejar Mafia Migas ala Al Capone)
Menurut Sudirman, untuk bulan ini, Tim Reformasi berfokus mengkaji soal Petral. "Baik fungsi, kinerja, maupun kontrol Petral secara mendalam," ujarnya.
Dari kajian tersebut, Tim Reformasi akan merekomendasikan akan diapakan anak usaha PT Pertamina (Persero) yang berbasis di Singapura ini. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan bagi energi, rekomendasi akan ditindaklanjuti oleh Kementerian Energi. (Baca: Jokowi Minta Keberadaan Petral Dikaji Ulang)
Jika manfaatnya bagi energi baik, Petral sebagai korporasi akan dilanjutkan operasionalnya dengan penyempurnaan di berbagai sisi. Namun, jika membawa kerugian atau masalah, pengelolaan Petral akan diberikan kepada Pertamina untuk ditinjau kembali.
Sore ini bertempat di gedung Kementerian Energi, rapat perdana Tim Reformasi digelar. Menurut anggota Tim Reformasi, Agung, pertemuan pertama kalinya ini berfokus pada pembahasan Petral dan transparansi. (Baca: 3 Modus Baru Mafia Migas Versi Faisal Basri )
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler:
Pleno Golkar Pecat Ical dan Idrus Marham
3 'Dosa' Berat yang Membelit Ical
Usai Dikudeta, Ical Bertemu Prabowo
Pleno Golkar Rusuh, Theo Sambuaga Dilempari Aqua