TEMPO.CO, Pekanbaru - Warga Desa Sungai Tohor, Meranti, Riau, meminta pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla membangun pelabuhan untuk memperlancar penjualan sagu. Hal itu disampaikan warga saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Desa Sungai Tohor, Kamis, 27 November 2014.
"Kami meminta Pak Jokowi membangun pelabuhan untuk masyarakat petani sagu," kata tokoh masyarakat Desa Sungai Tohor, Abdul Manan, kepada Tempo, Kamis, 27 November 2013. (Jokowi Bantu Rp 300 Juta untuk Bendungan Warga)
Menurut Manan, infrastruktur pelabuhan dan jalan perkebunan sagu sangat dibutuhkan masyarakat Meranti, mengingat daerah tersebut berhadapan langsung dengan Selat Malaka. "Sektor maritim juga perlu dikembangkan di Meranti agar petani sagu dapat menjual hasil kebun ke luar negeri," ujarnya.
Dia menambahkan, Meranti merupakan cluster sagu di Riau. Produksi sagu warga Sungai Tohor dalam sebulan bisa 200-400 ton atau bernilai sekitar Rp 1,2 miliar. Manan melanjutkan, warga meminta dukungan pemerintah lewat perluasan lahan bagi kebun sagu rakyat.
"Apalagi desa kami ini tanah gambut, sangat bersahabat dengan sagu, bukan malah memberi izin akasia atau sawit perusahaan," kata Manan. (Jokowi ke Meranti, Warga Setempat Terharu)
Presiden Joko Widodo beserta rombongan mengunjungi Desa Sungai Tohor, Meranti, untuk melihat langsung penyebab kebakaran lahan yang terus terjadi di Riau. Di sana, Jokowi diajak melihat pengolahan sagu tradisional milik warga dan mengunjungi bendungan yang dibangun oleh masyarakat agar air gambut tidak terbuang ke laut sehingga lahan tetap basah. Jokowi memberi bantuan Rp 300 juta untuk pembangunan bendungan itu.
Jokowi mendarat di Pekanbaru pada pukul 13.20 selepas berkunjung ke Bengkulu kemarin. Bersama Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Jokowi juga memantau kawasan hutan Riau melalui udara, kemudian menggelar rapat tertutup membahas pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
RIYAN NOFITRA
Berita Lain
Adnan Buyung Minta KPK Dibubarkan Saja
Boy Sadikin Diusulkan Jadi Pendamping Ahok
KPK: Kalau Saham BCA Anjlok, Itu Risiko
Yoris Raweyai: AMPG Ical Orang Bayaran