Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Harga Pasir Lereng Merapi Melambung

Editor

Muchamad Nafi

image-gnews
Penambangan pasir di tebing-tebing Sungai Kalikuning, Bendoharjo, Cangkringan, Sleman. TEMPO/Arif Wibowo
Penambangan pasir di tebing-tebing Sungai Kalikuning, Bendoharjo, Cangkringan, Sleman. TEMPO/Arif Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Sleman - Harga pasir untuk bahan bangunan yang bersumber dari lereng gunung Merapi melambung. Setelah erupsi 2010, harga pasir per truk hanya Rp 80 ribu di lokasi. Kini, harganya mencapai Rp 120 ribu per meter kubik. Padahal satu truk bisa berisi 6 hingga 7 meter kubik.

Harga pasir di toko-toko bangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai Rp 1 juta per truk, bahkan lebih. Dulu, harga pasir satu truk di Kota Yogyakarta hanya Rp 350 ribu hingga Rp 450 ribu. Di luar DIY bisa mencapai Rp 1,5 juta per truk atau lebih tergantung jarak.

"Pasir sudah sangat berkurang di lereng Merapi paskaerupsi 2010. Harganya semakin mahal karena diangkut ke truk secara manual. Ditambah lagi harga bahan bakar minyak naik," kata Sriyono, Kepala Urusan Pembangunan, Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Kamis, 27 November 2014.

Mahalnya harga pasir dari material erupsi gunung itu sangat dipengaruhi oleh minimnya pasir, alat angkat, dan harga solar yang semakin melambung. Dulu, setelah erupsi 2010, di sekitar gunung Merapi ada sekitar 140 juta meter kubik material. Namun, seiring program normalisasi sungai dan aktivitas penambangan pasir, material semakin menyusut.

Selama empat tahun terakhir masyarakat di sekitar lereng gunung juga diuntungkan. Begitu pula para pengusaha pasir. Setiap hari ribuan truk mengambil pasir yang dijual ke berbagai daerah.

Lalu, pemerintah kabupaten Sleman melarang penambangan pasir di sungai yang berhulu gunung dengan alat berat atau backhoe. Warga dan penambang pasir hanya menambang dengan cara manual.

Karena pasir di sungai seperti Sungai Gendol, Opak, Kuning, dan Sungai Boyong semakin berkurang, penambangan beralih ke lahan warga yang teruruk material vulkanik. Namun, pemerintah juga membatasi penambangan pasir di lahan warga. Sebab, lahan yang dimiliki warga di lereng gunung itu merupakan lahan pertanian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah kabupaten Sleman mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2013 tentang Usaha Pertambangan Mineral bukan Logam dan Batuan. "Sekarang banyak backhoe yang nganggur, menambang pasir hanya secara manual," kata dia.

Menurut Heri Suprapto, Kepala Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, meskipun hujan sudah mengguyur puncak gunung, namun material yang terbawa melalui sungai hanya sedikit. Saat ini, terutama di sungai Gendol, material yang turun dari hulu baru mencapai Dusun Kopeng. "Hujan di puncak belum begitu deras. Pasir belum turun melalui sungai-sungai dari hulu," kata Heri.

MUH SYAIFULLAH

Terpopuler
Jokowi ke Meranti, Warga Setempat Terharu
Elite Golkar: Ical Pengecut
Agung Laksono: Aburizal-Akbar Duet Maut
BBM Naik, Chatib: Alhamdulillah, Benar Sekali
Interpelasi Jokowi, Demokrat Malu-malu Mau  

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

16 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

20 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

24 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.


Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

6 Desember 2023

Kawasan Tebing Breksi, Sleman, jadi andalan destinasi wisata akhir pekan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Libur Nataru, Yogyakarta Targetkan Dulang 800 Ribu Wisatawan

Puncak kunjungan wisatawan di destinasi wisata Yogyakarta setiap tahunnya terjadi pada Juni, Juli, dan Desember.


Jurus Yogyakarta Jaga Kenyamanan Jelang Masa Kampanye

21 November 2023

Kirab budaya pemilu damai di Yogyakarta melintasi Jalan Malioboro Selasa (21/11). (Dok. Istimewa)
Jurus Yogyakarta Jaga Kenyamanan Jelang Masa Kampanye

Keamanan dan kenyamanan di Yogyakarta jadi investasi karena tanpa itu, dua sumber kehidupan yakni pariwisata dan pendidikan akan terpengaruh.