TEMPO.CO, Maryland - Sebuah vaksin ebola yang dikembangkan oleh GlaxoSmithKline berhasil melewati tes keselamatan setelah diuji coba sejak 2 September lalu. Dalam uji coba yang dilakukan ilmuwan di Maryland, vaksin ini tidak menunjukkan efek samping yang serius dan mampu menghasilkan respon imuns kepada 20 sukarelawan yang sehat.
"Ini hasil yang menggembirakan. Kami mengetahui bahwa dosis tinggi dari vaksin dapat memberikan respons yang cukup untuk melindungi tubuh dari ebola," kata dr Anthony Fauci dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) di Maryland, Amerika Serikat, seperti dilaporkan Reuters, Rabu, 26 November 2014.
Pemantauan akan terus dilakukan selama 48 minggu untuk memastikan seberapa aman efek samping vaksin tersebut. Namun, dengan respons imun yang sudah ditemukan saat ini, sebenarnya vaksin bisa dikatakan efektif dan aman. (Baca: Vaksin Ebola Mulai Diuji Coba ke Manusia)
Uji coba vaksin dilakukan terhadap relawan dengan rentang usia 18-50 tahun. Setengah dari mereka menerima dosis vaksin yang lebih rendah dan sisanya lebih tinggi. Semua pasien yang menerima vaksin dapat mengembangkan antibodi antiebola dalam waktu empat minggu. Adapun orang-orang yang diberikan dosis lebih banyak menghasilkan antibodi lebih banyak.
"Karena tidak etis untuk memberikan virus ebola kepada relawan, kami berusaha menganalisis apakan vaksin dapat memicu produksi antibodi antiebola dan sistem kekebalan sel T," ujar Fauci.
Sebelumnya, produsen obat-obatan Mapp Biopharmaceutical Inc, San Diego, Amerika Serikat, berhasil menciptakan vaksin ZMApp yang ampuh mengobati pasien ebola. Namun, seiring dengan bertambahnya jumlah korban, serum yang bisa digunakan untuk membuat ZMapp tidak tersedia lagi. (Baca: Inikah Sebab Virus Ebola Belum Ada Penangkalnya?)
Sejak Juli lalu, sejumlah perusahaan obat dan vaksin di seluruh dunia tengah berupaya menciptakan vaksin yang dapat mencegah ebola. Organisasi Kesehatan Dunia berharap vaksin ebola bisa tersedia awal tahun depan.
REUTERS | RINDU P. HESTYA
Berita Lain:
Mendapat Laporan Gay, ISIS Rajam Dua Anggotanya
Tokoh Time, Jokowi Bersaing dengan Suster Ebola
Komentar Obama Soal Kerusuhan di Ferguson