TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Penyelamat Golkar, Agung Laksono, mengapresiasi andai tokoh Golkar seperti Jusuf Kalla atau Surya Paloh turut menengahi konflik di tubuh partai beringin ini. "Asal mereka jangan menjustifikasi yang enggak bener, kami apresiasi," kata Agung Laksono di kediamannya, di Jalan Cipinang Cempedak I, Jakarta Timur, Rabu malam, 26 November 2014.
Menurut Agung, dalam perjuangan menyelamatkan partai, tak boleh ada penyimpangan atau orang-orang yang memiliki agenda terselubung. "Jaga marwah partai," katanya. (Baca: Kisruh Golkar, Akbar Ingin Bertemu Agung)
Pada kesempatan itu, Agung Laksono juga menyambut baik tawaran Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung, untuk memediasi kubunya dengan Aburizal Bakrie atau Ical. Namun, kata Agung, Akbar terlebih dulu harus netral dengan tidak mendukung musyawarah nasional pada 30 November di Bali. (Baca: Pengamat: JK Tarik Golkar ke Pemerintah)
Agung beralasan pelaksanaan munas pada akhir bulan tersebut tak memiliki dasar aturan partai dan terkesan terburu-buru. Padahal sebelumnya, Akbar Tandjung menilai keputusan munas di Bali sudah sesuai dengan konstitusi partai karena para peserta Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar sudah setuju. (Baca: Agung Ngadu ke Menteri Laoly, Golkar Bernasib seperti PPP?)
Jusuf Kalla mengatakan tak akan ikut campur dalam kisruh di internal Partai Golkar. Kalla menyerahkan seluruh proses dan penyelesaian tersebut pada pengurus partai beringin. "Tapi, kalau tak selesai, saya akan bicara dengan para senior," tuturnya. (Baca juga: Golkar Bali: Kami Cinta Ical Walau Ada Kekurangan)
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Topik terhangat:
Golkar Pecah | Interpelasi Jokowi | Ritual Seks Kemukus | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Chatib Basri Bocorkan Cerita BBM Naik Era SBY
Adnan Buyung Minta KPK Dibubarkan Saja
Jokowi: Siapa Bilang Melarang Menteri ke DPR