TEMPO.CO, Bandung - Rumah Sakit dr Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, kembali melayani pasien yang membutuhkan operasi transplantasi ginjal. Layanan operasi cangkok ginjal terakhir dilakukan rumah sakit pelat merah itu pada 1997. Setelah itu berhenti karena biayanya yang tinggi dan sulitnya mencari donor. "Sekarang, kita siap melakukan operasi pelayanan transplantasi ginjal," kata Direktur Utam RSHS dr Ayi Djembarsari, Jumat, 28 November 2014.
Menurut dia, RSHS menyiapkan tim berjumlah 60 ahli medis dari berbagai disiplin untuk mengerjakan prosedur operasi itu. Biaya transplantasi ginjal bisa ditekan lewat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Yang ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebesar Rp 250 juta. "Sisanya tetap ditanggung keluarg pasien, tergantung kondisi pasien. Mungkin kira-kira tetap harus menambah sekitar RP 100 juta lagi," ujarnya.
Ayi menuturkan rumah sakitnya hanya akan melakukan operasi cangkok ginjal, dengan syarat pendonor organ masih keluarga pasien. Alasannya, pemerintah melarang jual-beli organ. Jika dilanggar, ancamannya denda hingga Rp 500 juta bagi penyedia organ. Tenaga medis yang melaksanakannya pun tak luput dari sanksi.
Pada 15 November 2014, tim dokter RSHS kembali melaksanakan operasi transplantasi ginjal terhadap pasien atas nama Dewi, yang sudah divonis gagal ginjal sejak September 2013. Dewi menerima donor organ ginjal dari kakak kandungnya, Neneng. Sebelumnya, dia harus menjalani cuci darah setiap pekan.
Selanjutnya: Pengalaman Neneng Jadi Pendonor Ginjal