TEMPO.CO, Lampung - Sehari setelah terjadi bentrokan antarwarga di Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah, situasi di lokasi kejadian masih mencekam. Hari ini, 28 November 2014, ratusan warga terlihat bersiaga dengan bekal berbagai jenis senjata.
Warga Dusun I Tanjung Harapan berjaga-jaga di pinggir jalan utama kecamatan untuk mengantisipasi serangan balasan. Mereka tak mau banyak bicara dan mengamati setiap orang yang datang dengan tatapan mata curiga.
Mereka menenteng senapan angin, golok, atau pedang. Di pinggang mereka terselip senjata api rakitan. Mereka juga mengenakan ikat kepala berwarna putih untuk membedakan dengan kelompok lawan. Adapun ratusan warga Dusun II Tanjung Harapan yang diserang memilih mengungsi. (Baca berita lainnya: Bentrokan Lampung Selatan Dipicu Pelecehan Seksual)
Sebanyak 40 rumah dibakar dalam penyerangan pada Kamis petang, 27 November 2014. Seluruh isi rumah ludes dijarah kelompok penyerang. ''Kami masih menyelidiki dan mengumpulkan semua keterangan di lokasi kejadian,'' kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Lampung Ajun Komisaris Besar Sulistyaningsih di lokasi kejadian.
Masing-masing satu kompi aparat Brigade Mobil serta Sabhara Polda Lampung dan Marinir TNI Angkatan Laut serta TNI Angkatan Darat bersiaga di lokasi bentrokan. Mereka menutup setiap jalan masuk dan keluar kampung. ''Kami sedang berusaha memediasi kelompok yang berselisih bersama pemerintah daerah,'' kata Sulistyaningsih. (Baca: Kontras: Polisi Lalai Cegah Bentrokan Lampung Tengah)
Pertemuan kedua kelompok yang bertikai dilakukan di kantor Kecamatan Anak Tuha dan dihadiri oleh Bupati Lampung Tengah Pairin. Pairin meminta warga menahan diri dan tidak terpancing provokasi. ''Semua harus bisa menahan diri. Serahkan semuanya pada aparat penegak hukum,'' katanya. Menurut dia, seluruh rumah yang terbakar dalam bentrokan itu sedang didata oleh petugas serta dihitung kerugiannya. ''Masih kami data tingkat kerugiannya."
Bentrokan antarwarga itu dipicu oleh isu penangkapan dua remaja warga Dusun I yang diduga sebagai perampok. Kerabat dua terduga perampok itu kemudian menyerang Dusun II. ''Sebelum kejadian, sempat terjadi pembicaraan di perempatan jalan kampung. Mereka tidak terima, lalu datang berbondong-bondng dan langsung membakar rumah kami,'' kata Yanto, warga Dusun II.(Baca juga: Bentrokan Warga di Bima, Satu Tewas)
NUROCHMAN ARRAZIE
Berita Terpopuler:
Jurus Saling Kunci Jokowi dengan Koalisi Prabowo
Ruhut: Demokrat Tolak Dukung Hak Interpelasi
Ini Isi Surat Anas dan Akil ke Kepala Rutan KPK
Tiga Momen Kedekatan Jokowi dan Menteri Susi