TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Pelaksana Musyawarah Nasional IX Partai Golkar Ahmadi Noor Supit mengatakan jumlah kandidat ketua umum Golkar akan berkurang pada pelaksanaan munas nanti.
"Mungkin maksimal tiga calon, karena dalam AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) kami diisyaratkan bahwa calon ketua umum wajib memiliki minimal 30 persen suara," kata Supit saat dihubungi Tempo, Kamis, 27 November 2014.
Menjelang pelaksanaan Munas pada 30 November - 4 Desember 2014, sejumlah kandidat bermunculan untuk menantang Aburizal Bakrie, ketua umum Golkar, yang akan maju kembali sebagai kandidat ketua umum. (Baca: Ical Vs Presidium Golkar: Siapa Bakal Menang?)
Para penantang ini terdiri dari para tokoh senior dan muda Golkar. Ada Wakil Ketua Golkar Agung Laksono, M.S. Hidayat, Priyo Budi Santoso, Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang, Hajriyanto Tohari, serta Zainuddin Amali.
Menurut Supit, jumlah suara yang diakui yaitu 34 dari DPD I, 519 dari DPD II, dan 10 Hasta Karya, yang terdiri dari 8 ormas dan 2 organisasi sayap partai. (Baca: Agung Ngadu ke Menteri Laoly, Golkar Bernasib seperti PPP? )
Pada awal pekan ini, pengurus harian Golkar mengalami perpecahan saat menggelar rapat pleno Golkar. Ada kubu Agung Laksono yang menolak Munas pada 30 November, dan kubu incumbent Aburizal Bakrie yang mendukung munas akhir bulan ini.
Agung Laksono didukung oleh Agun Gunadjar Sudarsa, Hajriyanto Tohari, Agus Gumiwang, Zainudin Amali, Priyo Budi Santoso, Ibnu Munzir, MS Hidayat dan Andi Matalata, meminta Munas digelar pada Januari 2015 di Jakarta. (Baca: GP Ansor Minta Nusron Wahid Jauhi Ricuh Golkar)
Sedangkan kubu Ical, sapaan Aburizal, mengikuti keputusan rapat pimpinan nasional Golkar yang digelar sekitar dua pekan lalu di Yogyakarta.
PUTRI ADITYOWATI
Terpopuler:
Chatib Basri Bocorkan Cerita BBM Naik Era SBY
Adnan Buyung Minta KPK Dibubarkan Saja
Boy Sadikin Diusulkan Jadi Pendamping Ahok
Jokowi: Siapa Bilang Melarang Menteri ke DPR