Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelas-kelas Kuliner di Solo

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Presiden terpilih Joko Widodo, membeli makanan khas Solo usai blusukan mencari batik dalam pameran batik di Pasaraya Blok M, Jakarta, 2 Oktober 2014. Tempo/Aditia Noviansyah
Presiden terpilih Joko Widodo, membeli makanan khas Solo usai blusukan mencari batik dalam pameran batik di Pasaraya Blok M, Jakarta, 2 Oktober 2014. Tempo/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti sejarah Kota Solo Heri Priyatmoko mengatakan gaya hidup kaum priyayi Jawa-Surakarta sangat dipengaruhi oleh gaya hidup toewan kulit putih masyarakat Eropa, termasuk soal kuliner. Pada 1830, usaha perkebunan gula tebu dan kopi mulai berkembang di kota itu dan mendrongkak perekonomian.

Secara otomatis, gaya hidup mereka pun berubah. Komunitas Eropa leluasa mengembangkan budayanya di tanah koloni, termasuk urusan kuliner. Mereka yang menduduki lapisan paling atas di piramida sosial masyarakat itu punya ukuran tersendiri dalam hal kuliner atau kebiasaan makan (food habits).

"Pengaruh pabrik gula memang lebih banyak pada gaya hidup," kata Heri dalam Edisi Kuliner majalah Tempo yang terbit Senin, 1 Desember 2014.

Dari situlah muncul kelas-kelas kuliner di masyarakat. Makanan menjadi pembeda kelas sosial. Gaya hidup masyarakat kulit putih ditiru oleh bangsawan-priyayi karena mereka menempati posisi atas-menengah dalam struktur sosial masyarakat Jawa, namun tetap satu level di bawah komunitas Eropa.

Makanan favorit masyarakat Eropa yang awet hingga sekarang adalah timlo dan selat. Menu ini kerap menjadi menu wajib dalam setiap acara yang digelar masyarakat kelas atas di Solo. "Ditinjau dari segi bahannya, kedua makanan tersebut kental dengan budaya barat daripada pribumi," kata Heri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret Surakarta A Romdhon juga mengatakan bahwa keberadaan industri gula sedikit banyak memberikan pengaruh pada keragaman kuliner. Pengaruhnya adalah gaya hidup, bukan di urusan rasa. "Kuliner di Solo justru cenderung gurih," katanya.

Topik: #KULINER

TIM TEMPO

Berita terkait:
Makan Dilarang Jaim
Edisi Khusus Kuliner: Kisah Rasa, Cerita Bangsa
Jejak Genetik Kopi Kalosi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Kreasi Resep Pisang Ijo untuk Berbuka Puasa yang Enak

5 jam lalu

Bahan makanan pisang ijo bisa dikreasikan menjadi beragam jenis hidangan menarik. Berikut 5 kreasi resep pisang ijo yang bisa Anda recook. Foto: Canva
5 Kreasi Resep Pisang Ijo untuk Berbuka Puasa yang Enak

Bahan makanan pisang ijo bisa dikreasikan menjadi beragam jenis hidangan menarik. Berikut 5 kreasi resep pisang ijo yang bisa Anda recook.


5 Tips Hemat Biaya saat Menonton Konser di Luar Negeri

3 hari lalu

Jewel di Bandara Changi, Singapura. (foto: Jiachen Lin)
5 Tips Hemat Biaya saat Menonton Konser di Luar Negeri

Ada beberapa tips untuk menghemat biaya saat menonton konser di luar negeri


7 Rekomendasi Tempat Kuliner Ramadhan di Bandung yang Kekinian

7 hari lalu

Sudirman Street Food, Bandung. Kuliner malam di Bandung. FOTO/Instagram/sudirmanstreetfood_bandung
7 Rekomendasi Tempat Kuliner Ramadhan di Bandung yang Kekinian

Berikut rekomendasi kuliner Ramadhan di Bandung yang populer dan kekinian. Ada banyak makanan yang bisa dibeli, mulai dari gorengan hingga kolak.


7 Tempat Kuliner Ramadhan di Jakarta yang Ramai dan Lengkap

9 hari lalu

Aktivitas jual beli jajanan di lapak pedagang Bazaar Takjil Ramadhan Benhil di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024. Pedagang musiman di kawasan Bendungan Hilir ini, menjadi salah satu tempat tujuan warga maupun pekerja kantoran untuk berburu makanan takjil buka puasa di bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
7 Tempat Kuliner Ramadhan di Jakarta yang Ramai dan Lengkap

Ada banyak tempat kuliner Ramadhan di Jakarta yang bisa Anda coba. Seperti kawasan Benhil, Pasar Santa, Blok M, hingga Jalan Sabang.


Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

11 hari lalu

Lamang Tapai. TEMPO/Febri Yanti
Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

Walau terdengar tidak biasa, memadukan Lemang dengan tapai ketan cukup populer di Sumatra Barat. Penganan ini disebut Lamang Tapai.


Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

12 hari lalu

Djakarta Ramadhan Fair 2024  di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dibuka 15-20 Maret 2024. (Kemenparekraf)
Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

Djakarta Ramadan Fair 2024 menawarkan kuliner dan produk Ramadan, digelar 15-20 Maret 2024.


Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

16 hari lalu

Hidangan Ramadan Aryaduta Menteng
Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

Aryaduta Menteng menghadirkan serangkaian pengalaman kuliner Ramadan yang menggugah selera di tiga restorannya yang berbeda


Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

18 hari lalu

Warung Blayag Mek Sambru (karangasemkab.go.id)
Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

Warung blayag kaki lima ini telah ada selama 57 tahun dan berhasil mendapat dua sertifikat nasional berkat konsistensinya.


Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

19 hari lalu

Ilustrasi adonan kue. Foto: Freepik.com/Azerbaijan_Stockers
Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

Pesatnya pertumbuhan ini tak lepas dari masifnya penggunaan media sosial yang mendorong munculnya tren-tren kuliner kekinian.


Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

19 hari lalu

Blayag, ketupat ala Bali dengan 15 lauk (denpasarkota.go.id)
Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

Selain untuk dikonsumsi sehari-hari, blayag yang mirip ketupat ini sering digunakan pada upacara adat.