TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memilih berkonsultasi dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri ketimbang Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto dalam mencari wakilnya di pemerintahan. (Baca: Ketemu Megawati, Ahok Ajukan Tiga Calon Wagub)
Alasannya, Ahok merasa lebih nyaman berkonsultasi dengan Mega. "Kan, memang dari dulu enggak begitu dekat (dengan Prabowo) untuk ngobrol secara pribadi," kata Ahok di Balai Kota, Jumat, 28 November 2014. (Baca: Ahok Tolak Boy Sadikin, PDIP: Kuncinya di Presiden)
Ahok pun menggambarkan bagaimana ketidakdekatannya dengan mantan Komandan Pasukan Khusus itu. Pada pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2012, Partai Gerindra awalnya menjagokan Deddy Mizwar untuk maju mendampingi Jokowi, calon dari PDIP. Namun belakangan, Ahoklah yang akhirnya disorongkan oleh Gerindra. (Baca: Usulan Ditolak, Ahok: Bu Mega Senyum-senyum Saja)
Menurut Ahok, perubahan nama dari Deddy Mizwar menjadi Basuki Tjahaja Purnama tidak muncul secara tiba-tiba. Di sana, ada proses yang sempat membuat dirinya dongkol. Namun Ahok enggan mengungkap cerita di balik kedongkolan itu. "Ini nanti bisa panjang," ujarnya. (Baca: PP Rampung, Ahok Boleh Pilih Sendiri Wagubnya)
Setelah Ahok dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta, masyarakat kini belum mengetahui siapa yang bakal menjadi wakilnya. Sejumlah nama muncul menjadi kandidat. Namun nama-nama itu belum bisa dipastikan. (Baca: Ahok Akan Ajukan Dua Nama Calon Wakil Gubernur)
Menurut Ahok, penentuan siapa yang bakal menempati posisi Wakil Gubernur DKI baru bisa dipastikan setelah terbit peraturan pemerintah yang saat ini masih diproses di Kementerian Dalam Negeri. Ahok berharap peraturan itu bisa terbit sebelum 6 Desember 2014. (Baca: Ahok Tolak Calon Wakil Gubernur dari Partai)
ERWAN HERMAWAN
Berita lain:
Pertimbangan MK Jika Jokowi Dimakzulkan
Jurus Saling Kunci Jokowi dengan Koalisi Prabowo
Usulan Ditolak, Ahok: Bu Mega Senyum-senyum Saja