TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan nama calon wakil gubernur kini mengerucut menjadi dua. Nama-nama tersebut, kata dia, sudah dikonsultasikan ke Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Beberapa sudah dicoret," kata Ahok, sapaan Basuki di Balai Kota, Jumat, 28 November 2014
Konsultasi tersebut berlangsung di kediaman Megawati pada Kamis, 27 November 2014. Meski begitu, Ahok menuturkan konsultasi tersebut bukan menjadi penentu nama wakil gubernur yang akan dia ajukan ke Kementerian Dalam Negeri. Megawati, kata dia, menyerahkan keputusan pemilihan nama wakil gubernur kepada Ahok. (Baca: Ketemu Megawati, Ahok Ajukan Tiga Calon Wagub)
Menurut Ahok, beberapa nama yang dikonsultasikan kepada Megawati adalah Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan Sarwo Handayani, mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat, serta mantan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono. Namun belakangan, nama Bambang dicoret dalam bursa calon wakil gubernur. "Kalau ada masalah, ya jangan dipilih," kata dia.
Ahok sebelumnya sempat beberapa kali menyebut nama Bambang Dwi Hartono sebagai sosok yang memenuhi kriteria menjadi wakil gubernur. Bambang, menurut Ahok, memiliki kompetensi untuk memimpin Jakarta. Namun Bambang tersangkut kasus jasa pungut pajak daerah saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya pada 2007. Kepolisian Daerah Jawa Timur menetapkan Bambang sebagai tersangka kasus gratifikasi dengan nilai kerugian negara Rp 720 juta pada 2013 lalu. (Baca: Ahok Tolak Calon Wakil Gubernur dari Partai)
Ahok berujar baru akan mengajukan nama seorang wakil gubernur ke kementerian pekan depan. Sebab, pengajuan tersebut masih menunggu peraturan pemerintah mengenai pengusulan nama wakil gubernur ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo. "Sekarang saya sedang meditasi untuk mencari wangsit," ujar Ahok sambil tertawa.
LINDA HAIRANI
Berita Lain
Pertimbangan MK Jika Jokowi Dimakzulkan
Jurus Saling Kunci Jokowi dengan Koalisi Prabowo
Usulan Ditolak, Ahok: Bu Mega Senyum-senyum Saja
Ruhut: Demokrat Tolak Dukung Hak Interpelasi