TEMPO.CO, Sidoarjo - Tanggul penahan luapan panas lumpur Lapindo di Desa Ketapang, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, bocor. Lumpur yang ada di dalam kolam penampungan keluar melalui bagian bawah tanggul.
"Sudah sejak kemarin itu," kata seorang warga yang enggan menyebutkan namanya, Sabtu, 29 November 2014.(Baca:BPLS Siapkan 3 Pompa untuk Sedot Lumpur Lapindo)
Baca Juga:
Menurut dia, air di dalam kolam penampungan meninggi saat musim hujan tiba. Bahkan di Desa Kedungbendo endapan lumpur yang bercampur air sudah hampir menyamai ketinggian tanggul. Padahal tanggul sudah dinaikkan satu meter beberapa waktu lalu oleh Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo.
Semburan lumpur Lapindo dari tengah-tengah pusat semburan terus mengalir ke arah utara menuju Titik 73 di Desa Kedungbendo. Titik ini semakin kritis setelah warga memblokir lokasi tersebut atas munculnya rencana pembangunan tanggul baru di sepanjang titik tersebut, sementara ganti rugi terhadap lahan mereka belum dilunasi.(Baca:3 'Dosa' Berat yang Membelit Ical )
Juru bicara BPLS, Dwinanto Hesti Prasetyo, mengatakan kondisi tanggul pada musim hujan ini memang sangat memprihatinkan. Pasalnya, lumpur semakin tinggi hingga menyamai bibir tanggul. Adapun pihaknya tidak bisa beraktivitas apa pun lantaran pembayaran ganti rugi bagi warga belum selesai.
"Kami tidak bisa berbuat apa-apa karena masih diblokade sama warga yang ada di dalam peta area terdampak," kata Dwinanto.
Dwinanto mengakui bahwa terdapat beberapa titik yang semakin kritis pada musim hujan, antara lain Titik 73 dan 68 di Desa Kedungbendo serta Titik 21 di Desa Siring. "Pengaliran air lumpur dengan mesin penyedot kami tidak bisa, pembangunan tanggul baru juga tidak bisa," katanya.(Baca:Pengusaha : Tunggakan Lapindo Rp 1, 2 Triliun)
Berdasarkan pantauan Tempo, beberapa kondisi titik tanggul lumpur Lapindo memang sangat parah saat musim hujan ini. Titik 73 mengalami kondisi terparah karena lumpur yang berasal dari pusat semburan terus mengalir ke utara melewati arus yang muncul secara alami.
Untungnya, BPLS sering menyedot lumpur dengan pipa penyedot untuk dialirkan ke Kali Ketapang. Namun kondisi air Ketapang juga terlihat meninggi, dan sewaktu-waktu dapat mengancam permukiman warga, khususnya warga Kecamatan Tanggulangin.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Baca juga:
Lelah Dorong Motor, Yasid Tewas di Warung Bensin
Ahok Ungkap Bisnis Esek-esek Petugas LP
Targetkan Wanita, Media ISIS Unggah Resep Panekuk
Lion Air Borong Pesawat Baling-baling dari Italia