TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama Manahan Simorangkir mengatakan pihaknya rata-rata menangkap sekitar 75 kapal ilegal yang memasuki wilayah kelautan Indonesia dalam setahun.
"Bahkan dalam sepuluh tahun terakhir, kira-kira kami sudah menangkap 700-an kapal asing," ujar Manahan, saat dihubungi Tempo, Jumat, 28 November 2014. (Baca: Menteri Susi Khawatirkan Bayi Tuna Indonesia )
Menurut dia, ada dua jenis kapal yang ditangkap. Pertama, yakni kapal yang memiliki izin namun melanggar peraturan. Misalnya, Manahan mencontohkan, negara asing membayar pajak untuk memasuki 50 kapalnya. Namun setelah dicek, mereka kedapatan membawa 100 kapal. "Biasanya karena ketidakpuasan. Ikannya banyak, kapalnya sedikit."
Kedua, yakni kapal asing tanpa izin. Kapal jenis ini biasanya melaut dengan izin palsu. Menurut Manahan, cara kerja pencuri ikan ini cukup cerdik. Mereka datang dengan satu kapal agar tak mencolok. Mereka telah mempersiapkan perbekalan makanan untuk hidup kurang lebih selama empat bulan di tengah laut. (Baca: Menteri Susi: Terlalu Lama Kita Memunggungi Laut )
Setelah mencuri ikan di perairan Indonesia sebanyak-banyaknya, mereka menelepon bosnya yang berada di negara asalnya. Lalu, sang Bos akan mengirimkan sejumlah kapal untuk menjemput hasil curian itu. Mereka datang dengan berbagai ukuran kapal. "Ukurannya 30 GT (Gross Tonnage) sampai 100 GT lebih," ujar Manahan.
Manahan menjelaskan, para pencuri itu biasanya berasal dari negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Filipina. Negara-negara itu mengendap-endap memasuki daerah Indonesia bukan hanya untuk melakukan pencurian ikan. Mereka pun kerap melakukan kegiatan lain seperti menyelundupkan barang.
"Ada 12 instansi di Indonesia untuk melakukan penegakkan hukum laut seperti itu." (Baca: Menteri Susi Diminta Gandeng Nelayan Awasi Laut )
Angkatan Laut sendiri, kata Manahan, bekerja dengan menurunkan sejumlah aparat intelejen, dan pasukan patroli, untuk mengawasi wilayah kelautan Indonesia. Selain itu, Angkatan Laut pun sering menerima laporan satuan komando darat, dan udara terkait adanya kapal-kapal mencurigakan di perairan Indonesia.
PERSIANA GALIH
Terpopuler:
BBM Naik, Chatib: Alhamdulillah, Benar Sekali
Kelanjutan Petral Ditentukan Enam Bulan Lagi
Iklan Mastin Jadi Guyonan, Apa Kata Produsen?
Lelang Jabatan di ESDM Mulai Awal Desember