TEMPO.CO, Jakarta - Pakar politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan Partai Golongan Karya rentan pecah. Kondisi itu besar kemungkinan terjadi bila Aburizal Bakrie alias Ical kembali menjadi Ketua Umum Partai Golkar untuk lima tahun mendatang. Perpecahan itu selanjutnya akan menelurkan partai-partai baru yang akan dibuat oleh para pesaing Ical.
"Setelah adanya dua musyawarah nasional (munas), akan ada dua kepengurusan DPP. Semuanya akan ditentukan oleh pengadilan, munas mana yang paling benar," ujarnya, saat dihubungi Tempo, Ahad, 30 November 2014. (Baca: Semua Penantang Ical Ada di Bali?)
Ketika itu terjadi, tutur Yunarto, dualisme dalam tubuh Golkar akan mencuat. Dalam keadaan tersebut, Golkar akan terpecah, seperti peristiwa pada 2004 dan 2010. Pada 2004, adanya dualisme dalam tubuh Golkar menciptakan Partai Gerakan Indonesia Raya dan Partai Hati Nurani Rakyat. Sedangkan pada 2010, perpecahan di tubuh Golkar memunculkan Partai NasDem. (Baca: Dukung Agung Laksono, Yorrys Raweyai Juga di Bali)
Malam ini, Golkar akan menggelar musyawarah nasional di Bali. Dalam musyawarah itu, partai beringin akan membahas kinerja Ical selama menjabat Ketua Umum Golkar. Setelah itu, Golkar akan memilih ketua umum periode selanjutnya. Hingga saat ini, baru terdapat dua calon: Ical, dan Airlangga Hartarto. (Baca: Agung Ogah Bertemu Ical karena Suasana Kebatinan)
PERSIANA GALIH
Berita Terpopuler
Kata Ruhut Soal Saling Sindir Jokowi-SBY
Pollycarpus Bebas, Allan Nairn Beberkan Data TPF
5 Celotehan Fadli Zon yang Menuai Hujatan
Ahok Idolakan Arsenal Karena Warna Kausnya
Ombudsman: Kurikulum 2013 Membebani Guru dan Siswa