TEMPO.CO, Nusa Dua- Politikus Golkar M.S Hidayat menampik anggapan dirinya sengaja mundur sebagai calon ketua umum agar bisa memuluskan jalan calon petahana Aburizal Bakrie untuk kembali menguasai pucuk pimpinan Partai Beringin melalui skenario aklamasi.
"Aklamasi atau tidak itu tergantung dari peserta Munas," kata Hidayat di Hotel Westin, Ahad 30 November 2014.
Dengan mundurnya Hidayat, maka calon ketua umum pada munas versi kubu Aburizal ini hanya menyisakan dua kandidat, Ical dan Airlangga Hartarto. Di atas kertas, Ical didukung mayoritas pemilih suara dari dewan perwakilan daerah tingkat provinsi dan kabupaten atau kota. Sejumlah calon ketua umum lainnya memilih membentuk bergabung dengan Presidium Penyelamat Golkar yang dipimpin Agung Laksono, wakil Ical.
Hari ini, M.S Hidayat memutuskan mundur dari bursa pencalonan orang nomor satu partai itu. Hidayat mengaku memilih mundur karena ingin menjaga solidaritas dan keutugan partai.
Musababnya, kata dia, Hidayat ingin menjaga soliditas dan keutuhan partai. Ia juga mengingatkan kepada calon ketua umum lainnya.
Hidayat meminta pendukungnya melimpahkan suaranya ke Ical. Menurut Hidayat, secara politik Ical sangat kuat. Hidayat melihat kuatnya dukungan daerah itu dari situasi Rapat Pimpinan Nasional di Yogyakarta, 19 November lalu. "Itu adalah fakta," kata dia.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita Terpopuler
Kata Ruhut Soal Saling Sindir Jokowi-SBY
Pollycarpus Bebas, Allan Nairn Beberkan Data TPF
5 Celotehan Fadli Zon yang Menuai Hujatan
Ahok Idolakan Arsenal Karena Warna Kausnya
Ombudsman: Kurikulum 2013 Membebani Guru dan Siswa