TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan perkembangan terorisme mengalami perubahan yang sangat pesat. (Baca: Moeldoko Tegaskan Solidaritas TNI)
"Baik metode, cara-cara yang dilakukan sudah mengalami perubahan luar biasa," kata Moeldoko saat membuka latihan gabungan tim penanggulangan teror di Batalion Komando 461 Paskhas, Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin, 1 Desember 2014.
Dia mencontohkan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) atau Islamic State (IS) yang saat ini telah menjadi keprihatinan internasional. Menurut Moeldoko, ISIS merupakan ancaman terorisme yang potensial bagi Indonesia.
Latihan gabungan antiteror kali ini pun dilakukan TNI untuk mengantisipasi potensi ancaman terorisme gaya ISIS masuk Indonesia. "Meskipun kita belum menghadapi tindakan nyata dari ISIS tapi kalau tak diantisipasi maka ancaman potensial itu berubah menjadi ancaman aktual," kata Moeldoko.
Latihan gabungan ini juga bertujuan membangun kekuatan dan kualitas tempur Komando Pasukan Khusus milik TNI. Menurut Moeldoko, dengan latihan yang rutin, maka kemampuan tempur Pasukan Khusus TNI dapat bergerak dinamis dan fleksibel mengantisipasi perubahan terorisme. (Baca: Ahok Undang Kopassus Bahas Ciliwung)
Dalam latihan gabungan ini akan diikuti oleh 627 prajurit yang sebagian besar berasal dari tiga satuan pasukan khusus, yakni Sat 81 Gultor Komando Pasukan Khusus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Satbravo 90 Paskhas TNI AU.
Latihan tersebut digelar selama 1-5 Desember 2014. Pada 1-2 Desember 2014, latihan Geladi Posko di Batalion Komando 461 Paskhas, Halim Perdanakusuma, Jakarta. Besoknya, latihan pendahuluan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Terakhir, 4-5 Desember 2014, latihan lapangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta Barat.
INDRA WIJAYA
Berita Terpopuler
Jokowi Diserang Media Malaysia, Ini Pembelaan Susi
Yorrys: Ical Bikin Partai Lapindo Jaya Saja
Media Malaysia Berbalik Puji Jokowi