TEMPO.CO, Ferguson - Darren Wilson, polisi Ferguson, Missouri, yang menembak remaja kulit hitam, akhirnya mengundurkan diri pada Sabtu lalu. Pengacara Wilson, Neil Bruntrager, mengatakan kliennya mundur karena departemen dan rekan-rekannya mendapat ancaman. (Baca : Orang Tua Remaja Ferguson Kutuk Putusan Pengadilan)
Menurut dia, Wilson mengajukan pengunduran diri dua menit setelah Kepala Kepolisian Ferguson Tom Jackson menceritakan ancaman tersebut. “Kepala Kepolisian berpikir bahwa pengunduran diri Wilson akan meredakan ancaman itu. Dan itulah yang perlu didengar Wilson,” ujarnya seperti dikutip NBC, Senin, 1 Desember 2014. (Baca : Voting TIME, Kasus Ferguson Salip Jokowi)
Bruntrager menegaskan, Jackson tidak memaksa polisi 28 tahun tersebut mundur. “Dia hanya memberitahu Wilson informasi itu.” Dalam surat pengunduran dirinya, Wilson membenarkan soal adanya ancaman. “Saya ingin melanjutkan pekerjaan sebagai polisi. Tetapi keamanan polisi lain dan masyarakat adalah yang paling penting bagi saya,” ujarnya. (Baca : Kasus Ferguson, Polisi Tangkap Ratusan Pendemo)
Kata Bruntrager, Wilson tidak berencana kembali ke kepolisian dalam waktu dekat. Yang jelas, Wilson tidak akan meninggalkan Amerika Serikat. Tetapi sang pengacara menyebut Wilson harus merencanakan sesuatu karena tak punya pendapatan. (Baca : Komentar Obama Soal Kerusuhan di Ferguson)
Kemarin, Wali Kota Ferguson, James Knowles, mengatakan Wilson tidak akan menerima pesangon. Menurut dia, pengunduran diri Wilson tidak akan serta-merta menyelesaikan masalah. “Saya pikir orang akan terus mengungkapkan kekecewaannya.”
Wilson terlibat kasus penembakan Michael Brown, 17 tahun, remaja kulit hitam, pada 9 Agustus lalu. Namun dewan juri pengadilan memutuskan tidak menuntut Wilson dengan tuduhan apa pun. Sontak, protes merebak di Ferguson. Warga mengamuk dan membakar 12 lokasi bisnis di sana.
NBC NEWS | REUTERS | ATMI PERTIWI
Berita Lainnya:
Thanksgiving, Obama Jalani 'Ritual' Beli Buku
Targetkan Wanita, Media ISIS Unggah Resep Panekuk
Pemilu Thailand Ditunda hingga 2016
13 Ribu Orang Jadi Korban Perbudakan di Inggris
Ini Bunker Anti-Bom Nuklir Milik Sahabat Sukarno