TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu hal yang menyebabkan terjadinya infeksi HIV adalah penularan dari ibu ke bayinya. (Baca: Pasangan Positif HIV, Atur Waktu Tepat Bercinta.) Beberapa faktor yang mendukung penularan tersebut antara lain terjadinya keracunan cairan ketuban, adanya infeksi menular seksual (IMS), melahirkan melalui vagina, kelahiran prematur, ketuban pecah dini, dan menyusui tidak eksklusif.
Yuli Simarmata, Manager Program Business Coalition on AIDS (IBCA), organisasi yang dibentuk oleh gabungan beberapa perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap AIDS, mengatakan penularan ibu ke bayinya bisa terjadi bila bayi terinfeksi dalam kandungan, terinfeksi saat lahir, dan terinfeksi melalui ASI. (Baca: Air Liur dan Berenang Bareng Tak Tularkan HIV AIDS)
"Untuk penularan melalui ASI bisa dicegah dengan memberikan ASI eksklusif pada bayi. Terbukti, dari hasil survei 100 bayi yang dilahirkan oleh ibu HIV+ lalu disusui tanpa intervensi atau benar-benar dengan ASI eksklusif, menghasilkan 60-70 bayi HIV negatif," kata Yuli kepada Tempo, Jumat, 28 November 2014.
Namun risiko penularan lebih tinggi pada saat persalinan karena bayi tersentuh oleh darah dan cairan vagina ibu saat melalui saluran kelahiran. Jelas, jangka waktu antara saat pecah ketuban dan bayi lahir juga merupakan salah satu faktor risiko penularan.
Untuk ibu HIV+ yang hamil disarankan untuk tidak melahirkan melalui vagina, melainkan menempuh jalan caesar. Agar bayi bisa diselamatkan dari penularan HIV ibunya. (Baca: Kenali Cara Penularan Utama HIV AIDS)
"Ketika lahir, bayinya harus cepat-cepat diangkat dan dibersihkan," kata Yuli. Sedangkan bayi yang sudah terinfeksi dalam kandungan sulit untuk diselamatkan. Namun kasus ini masih jarang apalagi jika selama hamil sang ibu menjaga pola hidup sehat. (Baca: Kenali 4 Fase Perjalanan HIV Menuju AIDS)
RINA ATMASARI
Terpopuler
Ungkapan Cinta Bikin Jiwa Sehat
Susu Almond yang Sedang Ngetren
Menikmati Wine ala Kimmy Jayanti
Mencicipi Kopi Buatan Barista Juara Internasional
Terapi Target, Metode Baru Obati Kanker