TEMPO.CO, Nusa Dua - Meski telah melakukan komunikasi dan beberapa kali bertemu dengan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya Akbar Tandjung, Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang juga calon ketua umum partai beringin, Priyo Budi Santoso, tetap berkukuh berada pada kubu Agung Laksono yang menginginkan Musyawarah Nasional Golkar diadakan pada Januari 2015. "Saya ini hanya ingin proses pemilihan yang fair dan adil," kata Priyo di The Laguna Resort, Nusa Dua, Bali, kepada para wartawan, Senin malam, 1 Desember 2014. (Baca: Tiga Janji Palsu Ical Selama Jadi Ketum Golkar)
Priyo menyatakan sebetulnya tim Presidium Penyelamat Golkar yang diketuai Agung Laksono hanya ingin memastikan apakah Munas Golkar akan diselenggarakan secara fair, baik, transparan, adil, dan tidak muncul rekayasa. "Manakala berhasil diselenggarakan Munas yang halal, yang baik, dan yang demokratis, kami siap untuk membubarkan diri kapan pun," ujarnya. (Baca: Akbar Tugasi Priyo Lunakkan Hati Agung Laksono)
Selain itu, Priyo mengklaim telah mendeklarasikan diri sebagai calon Ketua Umum Golkar. Ia menyatakan siap bertarung melawan Aburizal Bakrie. Namun Priyo mengajukan satu syarat: Munas harus berjalan jujur dan adil.
Priyo enggan menjawab ketika ditanya apakah dirinya akan mendirikan partai baru ketika kalah dalam perebutan kursi ketua umum partai beringin saat Munas Bali dan Munas Januari 2015. (Baca: Alasan Agar Golkar Tak Mengekor Koalisi Prabowo)
"Saya ini termasuk orang yang tidak ingin Partai Golkar pecah. Akan tetapi, ketika kezaliman terjadi, saya masih belum tahu apa langkah yang nantinya saya ambil. Rencana memang sudah ada, tapi belum bisa saya utarakan," ujar mantan Wakil Ketua DPR RI periode 2009-2014 ini.
EDWIN FAJERIAL
Baca berita lainnya:
Media Malaysia Berbalik Puji Jokowi
Jokowi Tampak Mulai Kedodoran Soal Hukum
Di Balik Kehadiran Prabowo Cs di Munas Ical
Fahrurrozi, Gubernur Jakarta Tandingan Versi FPI
Kecewa, Munas Golkar Melahirkan Lima Partai Baru