TEMPO.CO, Jakarta - Dua kubu kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan akhirnya bersepakat untuk menggunakan kantor Dewan Pengurus Pusat Partai secara bersama-sama. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Umum PPP versi Romahurmuziy, Mardiono, di kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Desember 2014.
"Tadi kami bernegosiasi. Keputusannya, dua kubu sama-sama memakai kantor ini," Mardiono menjelaskan. "Soal pengamanan kantor pun, kami bersepakat dijaga oleh satgas kedua kubu, masing-masing akan menyediakan sepuluh anggota satgas."
Pada Selasa siang sekitar pukul 13.30, massa berseragam hitam-hijau dengan tulisan "Satgas PPP" menggeruduk kantor DPP PPP. Ratusan orang yang mengaku pendukung PPP kubu Romahurmuziy ini berupaya menduduki kantor yang digunakan pengurus partai kubu Suryadharma Ali. (Baca: PPP Kubu Romahurmuziy Geruduk Kantor DPP PPP)
Kepengurusan partai berlambang Ka'bah itu pecah saat Sekretaris Jenderal Partai Romahurmuziy mengadakan muktamar pada 17 Oktober lalu di Surabaya. Mereka melengserkan ketua umum sebelumnya, Suryadharma Ali, dan memilih Romahurmuziy atau Romy serta Mardiono sebagai ketua umum dan wakilnya.
Kemudian, pada 30 Oktober kemarin, giliran pengurus partai versi Suryadharma Ali atau SDA yang menggelar muktamar di Jakarta. Dalam acara itu, Djan Faridz terpilih sebagai ketua umum. Kedua kubu partai merasa memiliki keabsahan sebagai pengurus. Kepengurusan Romy telah disahkan Kementerian Hukum dan HAM. Namun kubu SDA menyatakan muktamar versi Romy tidak sah. (Baca: PP Djan Faridz Minta Pengesahan Kemenkumham)
Sempat terjadi kericuhan saat ratusan anggota satgas PPP pendukung Romy berusaha masuk kantor. Mereka saling dorong dengan anggota satgas versi SDA yang menjaga kantor. Pagar besi di samping kantor pun sempat hendak dirobohkan. Tak lama, seratusan polisi dari Kepolisian Resor Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya diturunkan untuk menjaga pintu gerbang kantor yang dipasangi spanduk Djan Faridz berukuran raksasa itu. "Ini untuk menghindari bentrokan saja, bukan berarti kami berpihak," kata Wakil Kepala Polres Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Umar Surya Fana di lokasi.
Sekitar pukul 14.00, Mardiono yang datang bersama satgas diterima masuk untuk bernegosiasi dengan pengurus di dalam kantor. Setelah rapat selama hampir 1,5 jam, Mardiono akhirnya turun menemui para pendukungnya. "Silakan bubar karena kita telah bersepakat," ujarnya. Ucapan Mardiono itu disambut tepuk tangan ratusan anggota satgas yang berkumpul di gerbang samping kantor. (Baca: Mbah Moen Masuk Kepengurusan PPP Djan Faridz)
Mardiono mengatakan kantor ini dipakai bersama-sama oleh kedua kubu sambil menunggu islah di antara elite partai. "Insya Allah islah akan kami lakukan satu bulan dari sekarang. Yang penting, kantor ini bisa kami pakai bersama-sama."
PRAGA UTAMA
Berita terpopuler:
FPI Pilih Gubernur Jakarta Fahrurrozi. Siapa Dia?
Kubu Agung 'Main Mata' dengan Peserta Munas Bali
Tiga Janji Palsu Ical Selama Jadi Ketum Golkar
JK: Golkar Bisa Pecah Lag